Kuwait City (ANTARA News/AFP) - Perdana Menteri Mesir Essam Sharaf, Selasa, berikrar bahwa hubungan negaranya yang mungkin dijalin dengan Iran tidak akan menggangu keamanan di negara Arab Teluk --yang kaya akan minyak itu.

"Jika kami membuka hubungan (baru) dengan Iran, itu tidak akan mengganggu keamanan di negara-negara Teluk karena keamanan negara-negara Teluk adalah penting bagi kami dan keamanan nasional Mesir," kata perdana menteri itu kepada wartawan di Kuwait City.

Sharaf tiba di Kuwait, Selasa, untuk kunjungan resmi dua hari sebagai bagian dari lawatan pertamanya ke Teluk yang dimulai dari Arab Saudi dan juga termasuk Qatar.

Hubungan antara negara-negara Arab yang diperintah Sunni di Teluk dan Iran --yang non Arab dan berpenduduk mayoritas Syiah-- tegang setelah tindakan keras terhadap protes-protes yang dilakukan penduduk mayoritas Syiah di Bahrain, yang diperintah Sunni.

Menteri Luar Negeri Iran Ali Akbar Salehi, Sabtu (23/4), meminta Mesir melakukan satu "langkah berani" bagi dipulihkannya kembali hubungan diplomatik yang Teheran putuskan tahun 1980 gara-gara Kairo mengakui Israel.

Awal bulan ini, Menlu Mesir Nabil al Arabi mengumumkan Kairo siap membuka "halaman baru" dengan Teheran.

"Rakyat Mesir dan Iran sepantasnya memiliki hubungan yang mencerminkan sejarah dan peradaban mereka, asalkan itu didasarkan atas saling menghormati kedaulatan dan tidak mencampuri urusan dalam negeri," katanya.

PM Mesir itu membantah hubungan tegang dengan Uni Emirat Arab, yang ia harapkan akan kunjungi dalam lawatan kini. Ia mengatakan kunjungan ke Uni Emirat Arab itu dilakukan bersamaan dengan kunjungan ke Sinai dan harus ditangguhkan.

Ia mengatakan ia berencna mengunjung Uni Emirat Arab, Bahrain dan Oman.(*)

(Uu.H-RN/C003)


Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011