Jakarta (ANTARA) - Film romansa fantasi pertama di Indonesia "Akhirat: A Love Story" yang juga merupakan debut film panjang karya sutradara Jason Iskandar akhirnya tayang di bioskop mulai Rabu (2/12).

"Akhirat: A Love Story" menceritakan sepasang kekasih beda agama yakni Timur (Adipati Dolken) dan Mentari (Della Dartyan). Meski hubungan mereka ditentang oleh orang tua masing-masing, Timur dan Mentari terus berusaha mempertahankan cinta mereka.

Awalnya, Timur dan Mentari menyembunyikan hubungan mereka agar tidak ketahui orang lain, termasuk keluarga dan teman-teman mereka. Suatu hari, mereka sepakat untuk memberanikan diri mengungkap hubungan mereka.

Namun, rencana mereka tak berjalan mulus. Orang tua Mentari tak merestui jika anaknya menjalin hubungan dengan Timur yang beragama Kristen. Menurut mereka, Mentari perlu sosok yang tepat yang dapat menjadi imam untuknya.

Begitu juga dengan orang tua Timur. Ibu Timur tak setuju karena menurutnya, gaya hidup keluarga Mentari sangat berbeda dengan keluarga mereka.

Baca juga: Della Dartyan akui "relate" dengan Mentari di "Akhirat: A Love Story"

Baca juga: "Akhirat: A Love Story" sajikan romansa fantasi yang tak biasa

Suatu malam, Timur dan Mentari duduk berdua sambil menikmati bintang dan lampu kota. Mereka sama-sama berkhayal tentang pesta pernikahan impian dan masa depan bersama.

Pada malam yang sama, peristiwa tak terduga pun terjadi. Timur dan Mentari mengalami kecelakaan mobil yang membuat keduanya koma di rumah sakit.

Rupanya, saat koma, Timur dan Mentari terlempar ke dunia limbo, sebuah wilayah alam bawah sadar antara kehidupan dan kematian.

Di dunia limbo, Timur dan Mentari diberikan kesempatan untuk dapat menikah dan hidup bahagia selamanya tanpa halangan apapun, namun dengan satu syarat. Apakah Timur dan Mentari akan mengambil kesempatan itu?

Film "Akhirat: A Love Story" merupakan film kerja sama antara BASE Entertainment dan Studio Antelope.

Produser dari BASE Entertainment Shanty Harmayn mengatakan bahwa melalui film panjang perdananya, Jason Iskandar berusaha mengajak penonton untuk berpikir mengenai hubungan antar manusia.

"Diceritakan dengan cara yang menghibur melalui dua orang yang saling jatuh cinta namun harus terhalang oleh keinginan keluarga, dengan dibalut unsur fantasi dan musik yang membawa penonton masuk ke film," kata Shanty, dikutip Kamis.

Sementara Jason Iskandar selaku sutradara mengatakan bahwa saat menggarap "Akhirat: A Love Story", dia sangat berusaha keras untuk menemukan tone yang tepat.

"Yang susah saat menggarap film ini adalah menemukan tone yang tepat. Melalui film ini, kita ingin membicarakan hal yang dalam namun dengan pembawaan yang ringan," ujar dia.

Saat menonton film, penonton akan dibawa untuk melihat imajinasi sang sutradara terhadap dunia limbo yang dihuni oleh makhluk-makhluk fantasi, yaitu jiwa-jiwa manusia yang telah meninggal dunia namun belum memutuskan untuk pergi ke akhirat karena alasan masing-masing.

Jika Anda sering menonton drama Korea, cerita Timur dan Della saat berada di dunia limbo tampaknya akan sangat familiar. Dunia limbo yang terdapat dalam film ini digambarkan sebuah hutan yang di dalamnya terdapat gerbang menuju akhirat.

Adipati Dolken dan Tubagus Ali dalam "Akhirat: A Love Story" (ANTARA/HO)

Kemudian, interior dari rumah yang diisi jiwa-jiwa lain yang hidup di dunia limbo tampak seperti bangunan zaman dulu. Beberapa di antara makhluk tersebut juga memiliki gaya bertutur yang khas seperti orang-orang di film lawas.

Penggambaran dunia limbo rupanya menjadi bagian yang paling sulit bagi seluruh tim termasuk para pemain. Adipati Dolken mengatakan, dia dan tim perlu diskusi yang cukup panjang mengenai hal tersebut.

"Diskusinya cukup panjang, bagaimana kita menjadikan itu tetap masuk akal. Itu sih bagian yang paling sulit. Untung Jason punya cara untuk menjelaskan. Fantasi dia ternyata seluas itu," kata Adipati.

Mengenai akting Adipati Dolken dan Della Dartyan tentunya sudah tak perlu diragukan lagi. Mereka yang sebelumnya pernah beradu akting sebagai pasangan di film "Love for Sale 2" pada 2019 itu kembali sukses membangun chemistry yang apik dalam film ini.

Adipati Dolken dan Della Dartyan dalam "Akhirat: A Love Story" (ANTARA/HO)

Tak berlebihan rasanya jika menyebut chemistry Adipati Dolken dan Della Dartyan sebagai nyawa utama dari film "Akhirat: A Love Story".

Meski membawakan kisah yang tak biasa dari film-film yang ada di Indonesia, Adipati Dolken dan Della Dartyan sanggup mempermainkan emosi penonton.

Penonton akan terbawa dengan manisnya hubungan antara Timur dan Mentari yang penuh cinta, sebelum akhirnya disuguhkan adegan-adegan yang menguras air mata.

"Aku dikasih keuntungan main sama sahabat sendiri, kita banyak banget sharing dan diskusi. Kalau ketemu sama aktor yang baru kan kita harus pendekatan dulu," ujar Della Dartyan saat ditanya mengenai pendalaman karakternya bersama Adipati Dolken.

Selain Adipati Dolken dan Della Dartyan, film "Akhirat: A Love Story" juga dibintangi oleh Windy Apsari, Agnes Naomi, Tubagus Ali, Ravil Prasetya, dan Farhan Rasyid, yang masing-masing karakternyata memiliki ciri khas dan keunikan tersendiri.

Selain kemampuan akting para aktornya, lagu yang menjadi soundtrack di "Akhirat: A Love Story" juga sangat pas dengan setiap adegan yang ditampilkan sehingga membuat film ini semakin mengesankan.

Beberapa lagu yang terdapat dalam film ini di antaranya "Sayup Menjauh" yang dinyanyikan Adikara Fardy, "Jarak" dari Ivan Gojaya dan Agustin Oendari, dan "Pilu Membiru" dari Kunto Aji.

"Pengalaman kami waktu pertama kali nonton, itu betul-betul musiknya menjadi sebuah tekstur yang luar biasa di film ini dan memberi nilai tambah serta lompatan yang sangat baik." kata salah satu produser film "Akhirat: A Love Story" Aoura Lovenson Chandra.

Aoura juga berharap, film "Akhirat: A Love Story" dapat membawa pesan yang menyegarkan di situasi saat ini yang penuh dengan ketidakpastian.

Baca juga: Pemain "Akhirat: A Love Story" cerita keseruan syuting selama pandemi

Baca juga: Banyak kemiripan, Della Dartyan ungkap kesulitan perankan Mentari

Baca juga: Soal "Akhirat: A Love Story", Tubagus Ali: Kisah fantasi yang kutunggu

Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2021