Jakarta (ANTARA News) - Buku "Kecil-Kecil Jadi Pengusaha" yang ditulis oleh Nilam Zubir membuktikan bahwa pelajar setingkat sekolah menengah pertama mampu menjadi wirausahawan handal serta meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

"Kemampuan penulis dalam menulis buku itu patut dibanggakan dan mudah-mudahan akan banyak melahirkan wirausahawan sekaligus penulis seperti Nilam," kata Kepala Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta Taufik Yudi Mulyanto, saat peluncuran serta bedah buku "Kecil-Kecil Jadi Pengusaha" kerja sama Pusat Data dan Informasi Perum LKBN ANTARA dengan Pustaka Bestari, di Jakarta, Senin.

Menurut Taufik, talenta, dorongan orang tua, talenta serta keinginan merupakan kunci seorang pelajar bisa menjadi penulis dan wirausahawan, yang sebetulnya bisa dilakukan oleh semua pelajar.

Buku setebal 96 halaman tersebut diharapkan bisa memberikan inspirasi bagi pelajar bahkan masyarakat untuk bisa menjadi wirausahawan sehingga bisa menggerakkan perekonomian.

Taufik mengatakan, saat Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo berkesempatan bertemu dengan Nilam, gubernur menilai bahwa pelajar ini memiliki kemampuan wirausahawan serta penulis yang luar biasa, apalagi di saat usianya masih sangat muda.

"Gubernur saat bertemu menganggap Nilam sebagai pelajar luar biasa yang di usia muda sudah mampu menjadi penulis yang berbakat," katanya.

Budayawan Taufik Rahzen mengatakan, dirinya semula ketika membaca buku tersebut sempat terkantuk-kantuk dalam beberapa halaman di depan.

"Tapi ketika membaca lebih lama lagi saya dikagetkan dengan sebuah pernyataan sehingga kantuk saya hilang dan ingin membaca lebih lama lagi," katanya.

Salah satu pernyataan yang membuat dirinya terpaku adalah "Kalau mau belajar maka tidak penting gurunya, tapi yang penting adalah kesediaan gurunya".

Untuk menjadi wirausahawan, katanya, Nilam tidak hanya belajar dari mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla dan Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo, tapi juga mau belajar dari seorang pedagang lele, lingkungan serta kegagalan.

"Penulis bicara kekinian dan tidak mau masuk ke masa depan," katanya.

Nilan Zubir mengatakan, keinginan untuk menulis didasarkan bahwa dirinya seorang yang cerewet sehingga lawan bicaranya dibuat letih untuk mendengar.

"Saya seorang cerewet yang si pendengarnya pun akan capek mendengarnya. Untuk itu saya lebih baik menuangkan omongan saya dengan tulisan. Kebetulan sejak kecil saya suka menulis," kata Nilam.

Kesukaan dirinya jalan-jalan dan makan membuat menjadikan dia bisa membuka kafe untuk memulai usaha di samping pernah menjual pernak-pernik di sekolah.

(A025/Z002)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011