Warsawa (ANTARA News) - Para holigan berseteru dengan polisi dan merusak stadion setelah Legia Warsaw memenangi pertandingan final Piala Polandia lewat adu penalti 5-4 atas Lech Poznan din Bydgoszcz, Polandia, Selasa.

Para pendukung kedua tim memasuki lapangan, menghancurkan batas pengaman dan merusak tribun dan menyerang para fotografer sebelum polisi mengamankan mereka dengan menggunakan gas air mata.

Kerusuhan itu, disaksikan perwakilan dari badan sepak bola Eropa UEFA dan unsur pemerintah, amat disesalkan dan dikutuk para petinggi Polandia.

Perdana Menteri Donald Tusk, yang negaranya akan menjadi tuan rumah bersama Kejuaraan Eropa 2012 bersama Ukraina, meminta penjelasan dari polisi dan Menteri Dalam Negeri tentang kerusunan itu.

Pertandingan berkesudahan 1-1 setelah laga berjalan 90 menit.

"Tentu saja ada reaksi keras dari pemerintah. Hal seperti ini tidak boleh lagi terjadi," kata juru bicara pemerintah Pawel Gras seperti disiarkan dalam laman harian Gazeta Wyborcza.

Pada Maret lalu, polisi Lithuanian menangkap lebih dari 10 orang dan menembakkan gas air mata pada kelompok pendukung Polandia yang melemparkan batu dan botol di luar Stadion Darius dan Girenas di Kaunas, sebelum dan selama berlangsung pertandingan persahabatan ketika tim mereka kalah 0-2.

Polandia dikritik petinggi UEFA atas tingginya holiganisme di negara itu, sehingga merusak citra negara.

Pemerintah Polandia membentuk dewan legislatif baru untuk menangani kerusuhan sepak bola di negara itu, sama dengan hukum yang diterapkan Jerman dalam Piala Dunia 2006.
(*)

Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2011