Pontianak (ANTARA News) - PT PLN (Persero) Wilayah Kalimantan Barat batal membeli listrik dari pihak Sarawak Energy Berhard, Malaysia, untuk memenuhi kebutuhan energi di Kecamatan Entikong, Kabupaten Sanggau.

"Pihak Sarawak tidak mampu memberi energi listrik seperti yang kami minta," kata General Manager PLN Wilayah Kalbar Bambang Budiarto di Pontianak, Jumat.

Menurut dia, pihak Sarawak hanya mampu menyuplai listrik dengan kapasitas 150 kilo Volt Ampere (kVA) untuk wilayah Kecamatan Entikong.

Padahal, lanjut dia, daftar tunggu PLN di Kecamatan Entikong sebanyak 348 calon pelanggan dengan kebutuhan 414 kVA. "Termasuk rumah susun sewa yang sudah bertahun-tahun tidak ada listrik," kata Bambang Budiarto.

Ia mengakui, untuk saat ini PLN belum mampu menambah alokasi untuk pelanggan baru karena keterbatasan mesin pembangkit.

Beban puncak pelanggan PLN di wilayah tersebut rata-rata 1.770 kW, sedangkan daya mampu mesin PLN 1.795 kW.

"Karena itu, sulit bagi PLN untuk melayani sambungan baru," kata dia.

Untuk mengatasi hal itu, PLN Wilayah Kalbar akan membangun PLTD dengan kapasitas 2.000 kW di Kecamatan Entikong.

"Pembangkit tersebut diharapkan juga dapat melayani kebutuhan pelanggan antara Kecamatan Entikong hingga Balai Karangan," katanya.

Ia juga khawatir kalau terlalu tergantung pada Sarawak, apabila alirannya diputus akan mengganggu wilayah Entikong dan sekitarnya.

Sebelumnya, PLN Wilayah Kalbar sudah membeli listrik dari Sarawak untuk dua lokasi di wilayah perbatasan yakni Nanga Badau (Kabupaten Kapuas Hulu) dan Sajingan (Kabupaten Sambas), masing-masing sebesar 400kVA dan 200 kVA.

Selain itu, untuk memperkuat pasokan energi di Kalbar PLN sedang membangun pembangkit listrik tenaga uap berbahan bakar batu bara berkapasitas 2 x 27,5 MW di Pantai Kura-kura, Kabupaten Bengkayang. Target operasional pembangkit listrik tersebut ditetapkan 2012.

Kecamatan Entikong berbatasan langsung dengan Sarawak dan menjadi lokasi Pos Pemeriksaan Lintas Batas (PPLB). (T011/N002/K004)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011