"Kami terus mencari informasi sambil menunggu kemastian kapan datangnya adik kami ke sini."
Sentani (ANTARA News) - Pendeta Ridwan Sam Malhuiega, salah seorang korban jatuhnya pesawat Merpati Nusantara Airlines MA-60 di perairan Kaimana pada Sabtu (7/5) sekira pukul 14.00 WIT, diakui keluarganya di Sentani, Kabupaten Jayapura, Papua, meskipun sampai saat ini mereka belum mendapatkan informasi yang jelas.

Kakak Ridwan, Yohanis Malhuiega, saat ditemui di kediamaannya di Sentani, Minggu, mengungkapkan bahwa setelah melihat foto dan ciri-ciri yang dikirimkan pihak rumah sakit (RS) Kaimana, maka pihaknya memastikan kalau korban tersebut adalah adiknya.

"Kami belum mendapatkan informasi yang pasti, tapi kami yakin kalau itu adik kami. Baju, tanda lahir, muka, tidak berubah," katanya tersedu.

Menurut dia, pada saat mendapat informasi dari pihak Merpati, pihaknya belum yakin kalau adiknya itu juga korban pesawat yang naas itu.

Ia menjelaskan, untuk memastikan bahwa korban Pdt Ridwan adalah keluarganya pihaknya mengirimkan foto, data diri, serta ciri-ciri, semuanya cocok, meskipun di sana juga ada yang mengaku bahwa itu keluarganya.

Dikatakannya, hingga saat ini pihak keluarga masih bingung, karena ingin ke Kaimana, namun dijanjikan pihak Merpati baru Senin (9/5).

"Kami terus mencari informasi sambil menunggu kemastian kapan datangnya adik kami ke sini," ujarnya.

Yohanis mengatakan, pihaknya tidak menyangka kalau adik bungsunya yang sedang menjalakan tugas sebagai teknisi Bank Mandiri ini akan menjadi korban pesawat naas itu.

Pendeta Ridwan berangkat dari Jayapura pada 26 Mei 2011 ke Manokwari, Bintuni, dan Sorong, serta tidak ada agenda ke Kaimana, sehingga pihak keluarga pun tidak mendapatkan firasat apapun.

"Rencananya pulang pada Kamis lalu, tapi tiba-tiba dia telpon minta nomor HP keluarga di Nabire karena mau ke sana," ujarnya.

Kepergian si bungsu itu secara mengenaskan, menurut dia, membawa luka batin yang mendalam bagi keluarga besarnya, pasalnya Pendeta Ridwan pamitan dari rumah untuk bertugas, namun tiba-tiba mendapat kabar kalau dia sudah tiada.

Menurut sang kakak, pihaknya memantau berita tentang pesawat naas itu, namun dirinya tidak berpikir kalau adiknya yang baru dikaruniai satu anak juga menjadi korban.
(T.KR-HLM)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2011