Meulaboh (ANTARA News) - Ketua Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia (ICMI) Kabupaten Aceh Barat Dr Syamsuar Basyariah, MAg menyatakan, peluang masuknya gerakan Negara Islam Indonesia (NII) ke Provinsi Aceh cukup besar, karena penduduknya mayoritas muslim.

"Peluang Aceh untuk disusupi NII cukup besar, karena memang hampir 100 persen penduduk di daerah ini beragama Islam, sehingga menjadi sasaran bagi gerakan tersebut," katanya di Meulaboh, Selasa.

Ia menyatakan, akhir-akhir ini Aceh dikejutkan dengan adanya aliran sesat seperti Milata Abraham dan pendangkalan aqidah yang diduga dilakukan oleh kelompok-kelompok LSM, baik dari dalam maupun luar negeri.

"Tidak tertutup kemungkinan gerakan NII akan mencoba untuk masuk ke Aceh ini," katanya.

Ia menjelaskan, keberadaan NII di Indonesia sengaja dibiarkan, sehingga apapun kegiatan mereka tidak mampu ditanggani secara dini.

"Sebenarnya NII ini sudah ada dari dulu dan dibiarkan oleh negara, dan mereka tidak bisa diberantas begitu saja, karena ada orang-orang penting yang terlibat di dalamnya," katanya.

Menurut dia, NII, aliran Millata Abraham, kaum misionaris dan pendangkalan aqidah yang berkembang di Aceh saat ini, merupakan bagian kecil sebuah misi, guna memecah belah negara Indonesia.

"Di balik itu mereka semua satu, mencari peluang membuat komplotan baru, guna menciptakan konflik antar sesama, kemudian baru mereka muncul menjadi satu, setelah bagian kecil ini berhasil di daerah-daerah," tambahnya.

Langkah strategis dapat ditempuh dengan pembekalan pendidikan, terutama dari kurikulum sekolah dari SD hingga keperguruan tinggi, sanggat menentukan berkembang dan tidaknya NII di Provinsi Aceh.

"Karena sebagian besar dari rekan NII sudah ada di Aceh, hanya saja hingga kini belum muncul secara terang-terangan, karena keberadaan mereka sedang menjadi kasus terbesar di Indonesia," imbuh Syamsuar.

Direktur Kampus Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Meulaboh ini menyatakan, dirinya telah membuat sejumlah langkah strategis, terutama kepada ribuan mahasiswanya di Aceh Barat, dengan menempelkan selebaran pencegahan aliran sesat hasil rekomendasi Musyawarah Ulama se?Aceh baru-baru ini.

Di Aceh sendiri, sering ditemui adanya indikasi misi aliran sesat dan pendangkalan aqidah dilakukan oleh oknum Non Govermental Organization (NGO) asing yang menanam saham di daerah.

"Kita juga berharap ulama dan umara mau bersikap tegas kepada organisasi yang terindikasi membawa pemahaman sesat itu, sehingga masalah komplek ini dapat diantisipasi bersama," demikian Syamsuar.(*)
(T.KR-IRW/E001) 

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011