Islamabad (ANTARA News/Reuters) - Sebuah pesawat tak berawak AS menembakkan rudal ke arah militan di Pakistan, Kamis, menewaskan delapan orang dari mereka, kata sejumlah pejabat Pakistan.

Serangan udara itu merupakan yang ketiga sejak pasukan AS menemukan dan membunuh Osama bin Laden di tempat persembunyiannya di Pakistan.

Pembunuhan pemimpin Al-Qaeda itu dalam serangan AS pada 2 Mei telah membuat tegang hubungan antara Washington dan Islamabad. AS mencurigai Pakistan mengetahui tempat persembunyian Osama, sementara Pakistan marah atas serangan AS yang disebutnya melanggar kedaulatan negara tersebut.

Kamis, sebuah pesawat tak berawak menembakkan dua rudal ke sebuah kendaraan di Waziristan Utara yang sedang menuju perbatasan Afghanistan, menewaskan delapan militan, kata beberapa pejabat Pakistan.

"Sedikitnya empat pesawat masih terbang di atas kawasan itu," kata salah satu pejabat yang menolak disebutkan namanya.

CIA secara rutin melancarkan serangan dengan pesawat tak berawak terhadap militan di daerah suku Pashtun Pakistan yang menyeberang ke Afghanistan untuk memerangi pasukan Barat di negara itu.

Serangan ketiga sejak pembunuhan Osama itu menunjukkan peningkatan serangan pesawat tak berawak AS, dibanding dengan pekan-pekan sebelum pemimpin Al-Qaeda itu tewas.

Penyerbuan AS terhadap tempat Osama itu telah membuat malu dan marah militer Pakistan dan menambah ketegangan antara kedua negara tersebut.

Sentimen anti-AS tinggi di Pakistan, dan perang terhadap militansi yang dilakukan AS tidak populer di Pakistan karena persepsi bahwa banyak warga sipil tewas akibat serangan pesawat tak berawak yang ditujukan pada militan di sepanjang perbatasan dengan Afghanistan dan penduduk merasa bahwa itu merupakan pelanggaran atas kedaulatan Pakistan.

Para pejabat AS mengobarkan perang dengan pesawat tak berawak terhadap para komandan Taliban dan Al-Qaeda di kawasan suku baratlaut, dimana militan bersembunyi di daerah pegunungan yang berada di luar kendali langsung pemerintah Pakistan.

AS menyebut kawasan suku Pakistan sebagai markas global Al-Qaeda dan salah satu tempat paling berbahaya di Bumi.

Pejabat-pejabat AS mengatakan, pesawat tak berawak merupakan senjata sangat efektif untuk menyerang kelompok militan. Namun, korban sipil yang berjatuhan dalam serangan-serangan itu telah membuat marah penduduk Pakistan.

Pakistan mendapat tekanan internasional yang meningkat agar menumpas kelompok militan di wilayah baratlaut dan zona suku di tengah meningkatnya serangan-serangan lintas-batas gerilyawan terhadap pasukan internasional di Afghanistan.

Kawasan suku Pakistan, terutama Bajaur, dilanda kekerasan sejak ratusan Taliban dan gerilyawan Al-Qaeda melarikan diri ke wilayah itu setelah invasi pimpinan AS pada akhir 2001 menggulingkan pemerintah Taliban di Afghanistan.

Pasukan Pakistan meluncurkan ofensif udara dan darat ke kawasan suku Waziristan Selatan pada 17 Oktober 2009, dengan mengerahkan 30.000 prajurit yang dibantu jet tempur dan helikopter meriam.

Meski terjadi perlawanan di Waziristan Selatan, banyak pejabat dan analis yakin bahwa sebagian besar gerilyawan Taliban telah melarikan diri ke daerah-daerah berdekatan Orakzai dan Waziristan Utara.

Waziristan Utara adalah benteng Taliban, militan yang terkait dengan Al-Qaeda dan jaringan Haqqani, yang terkenal karena menyerang pasukan Amerika dan NATO di Afghanistan, dan AS menjadikan daerah itu sebagai sasaran serangan rudal pesawat tak berawak.

Pasukan Amerika menyatakan, daerah perbatasan itu digunakan kelompok militan sebagai tempat untuk melakukan pelatihan, penyusunan kembali kekuatan dan peluncuran serangan terhadap pasukan koalisi di Afghanistan. (M014/K004)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011