Dumai (ANTARA News) - Kualitas udara di Kota Dumai, Riau berdasarkan papan indeks standar pencemaran udara (ISPU) milik PT Chevron Pasific Indonesia yang dilaporkan ke Dinas Kesehatan setempat membaik.

"Jika sebelumnya (Jumat 13/5) berada di atas 100 polutan standar indeks (PSI) yang artinya cukup berbahaya, hari ini menurun jadi 90 PSI yang artinya sedang," kata Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Dumai, H Marjoko Santoso, kepada ANTARA News di Dumai, Sabtu.

Meski kualitas udara membaik, kata dia, sebaiknya warga juga tetap mengantisipasi berbagai kemungkinan yang dapat menganggu kesehatan dengan mengurangi aktivitas luar rumah mengingat kandungan udara masih bercampur dengan partikel asap sisa kebakaran hutan dan lahan.

"Namun jika ada keperluan mendesak di luar rumah, sebaiknya warga menggunakan masker terutama pada jam-jam tertentu karena ketebalan asap berada pada puncaknya, yakni malam dan pagi hari," kata Marjoko.

Sementara itu pantauan Satelite "National Oceanic Atmospheric and Administration" (NOAA) 18 yang diuraikan Analis Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Riau di Pekanbaru menyatakan, jumlah titik api di Sumatera mengalami penurunan yang lumayan drastis, yakni dari dari 119 pada Kamis (12/5), pada Jumat (13/2) hanya tinggal 45 titik.

Ke 45 titik api tersebut terdeteksi di Provinsi Aceh, Bengkulu dan Lampung masing-masing satu, Sumatra Barat dan Bangka Belitung masing-masing dua, Sumatra Utara tiga, Sumatra Selatan 12 dan Jambi 14.

Untuk Provinsi Riau terdeteksi sembilan titik api yang tersebar di empat kabupaten meliputi Kabupeten Siak dan Kampar masing-masing satu, Rokan Hilir tiga, serta Rokan Hulu sebanyak empat titik.

Sementara untuk sejumlah wilayah di Riau lainnya yang sebelumnya juga terdeteksi titik api seperti Kabupaten Bengkalis, Pelalawan, Kuantansingingi, termasuk Kota Dumai, pada Jumat (13/5) dinyatakan nihil.

"Kemungkinan penurunan jumalah `hotspot` atau titik api ini disebabkan hujan dengan intensitas ringan hingga sedang yang mengguyur sebagian besar Sumatra tidak terkecuali Riau dan Kota Dumai," kata Analis BMKG Riau, Ardhitama.
(T.KR-FZR/Z002)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2011