Makassar (ANTARA News) - Penanganan lumpur dari longsoran Gunung Bawakaraeng di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan (Sulsel) dianggarkan Rp100 miliar melalui Kementerian Pekerjaan Umum Direktur Jenderal Pengelolaan Sumber Daya Air pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2011.

Kepala Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air (PSDA) Sulsel, Soeprapto di Makassar, Sabtu, mengatakan anggaran tersebut untuk membangun cekdam di aliran sungai Jeneberang yang mengarah ke Bendungan Bili-bili.

"Sekitar Rp100 miliar anggaran dari pusat untuk membangun cekdam-cekdam penahan lumpur yang hendak masuk ke Bendungan Bili-bili," ucapnya.

Longsor Bawakaraeng yang terjadi maret 2004 tidak hanya merenggut nyawa puluhan orang dan ratusan hektar lahan pertanian tertimbun lumpur, tetapi juga mengancam pendangkalan di bendungan Bili-bili.

Sekitar 100 miliar kubik material dari longsoran Bawakaraeng terus bergerak menuju Bili-bili, sementara tiga sabodam (tanggung penahan lumpur) yang terletak di hulu bendungan tidak berfungsi baik karena sebagian sudah ada yang jebol.

Menurut Soeprapto, pada 2011 Sulsel mendapatkan dana untuk pembangunan dan pemeliharaan infrastruktur di bidang pengairan dari pemerintah pusat sebesar Rp580 miliar.

Anggaran tersebut salah satunya digunakan untuk rehabilitasi daerah aliran sungai dan danau, maupun waduk.

"Selain itu, ada juga untuk rehabilitasi saluran irigasi di Kabupaten Sidrap, Pinrang dan Luwu," ucapnya.

Ia menambahkan, seluruh kabupaten di Sulsel tersentuh dengan proyek senilai Rp580 miliar tersebut.
(T. KR-AAT/S019)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2011