Jakarta (ANTARA News) - Staf Khusus Presiden Bidang Bencana Alam dan Bantuan Sosial Andi Arief menilai Indonesia membutuhkan mitigasi bencana terpadu untuk mengantisipasi terulangnya bencana alam skala besar di masa mendatang.

Saat berbincang dengan sejumlah wartawan di Jakarta, Minggu, Andi Arief menekankan, dalam ilmu kebumian, salah satu konsep utamanya adalah memahami ancaman bencana di masa mendatang dengan mempelajari dari bencana serupa yang pernah terjadi di masa lampau.

"Bencana alam adalah produk dari siklus alam, seperti siklus gempa bumi, siklus letusan gunung api, siklus gerakan tanah atau siklus banjir dari skala kecil sampai dengan sangat besar atau katastropik," ujarnya.

Menurut Andi Arief, pemerintah berupaya mempersiapkan tim dan mitigasi, baik sosialisasi maupun langkah kongkret terhadap persiapan menghadapi potensi bencana di berbagai tempat di Indonesia.

Tim tersebut antara lain secara berkelanjutan mengawasi potensi gempa besar berskala 8,9 Skala Richter di Siberut, "seismic gap" Jawa Selatan, Selat Sunda, dan sebagainya.

Andi Arief mengatakan pemerintah berupaya membangun formula mitigasi berbasis historisitas untuk menggali dan menemukan kembali pengetahuan tentang solusi dan teknik pencegahan kebencanaan yang diyakini akan berguna di masa mendatang.

"Studi ini penting agar masyarakat nusantara menjadi lebih paham akan ancaman bencana alam dan sejarah kuno di wilayah nusantara yang berkaitan dengan kejadian bencana alam katastropik," kata Andi.(*)

D011/B009

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2011