Surabaya (ANTARA News) - Tim Airlangga-Semen Gresik Elbrus Expedition (ASGEE) 2011 akhirnya mengubah rencana pendakian ke puncak Gunung Elbrus (5642 mdpl) akibat terhalang proses pembersihan teroris lokal di Rusia.

"Perubahan diputuskan saat tim bertemu dengan pemandu pendakian dari Alipindustria, Sergey, di Piatigorsk. Jalur yang semula dari utara diubah ke jalur selatan," kata koordinator tim ASGEE Rusia, Evandra melalui surat elektronik dari Piatigorsk, Rusia, Rabu.

Menurut dia, perubahan rencana tim pendaki dari mahasiswa pecinta alam (Wanala) Universitas Airlangga (Unair) Surabaya itu terjadi akibat status jalur selatan yang masih ditutup.

"Penyebab ditutupnya jalur pendakian itu belum diketahui secara pasti, tapi kemungkinan besar karena isu pembersihan teroris lokal seperti yang dilansir media massa setempat. Jadi, kami melakukan perubahan demi keamanan," kata mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis tingkat akhir tersebut.

Ia mengatakan, jalur utara dikenal sebagai jalur yang cukup sulit karena pendaki harus berjalan dari titik start hingga puncak. Berbeda dengan jalur selatan yang bisa dilalui dengan bantuan fasilitas yang ada di area taman nasional.

"Senin (16/5), kami mulai melakukan perjalanan ke titik start pendakian di Elbrus Base Camp. Setelah sebelumnya singgah ke kota kecil terakhir di bagian utara Elbrus, Kislovodsk. Penduduk kota kecil itu hampir tidak ada yang dapat berbahasa Inggris sehingga bahasa isyarat pun akhirnya digunakan oleh tim," katanya.

Perjalanan dari Kislovodsk ke Elbrus Base Camp (2200 mdpl) menggunakan kendaraan truk offroad 4x4 buatan Rusia. Jarak yang ditempuh perkiraan total 160,9 kilometer.

"Tapi, selama perjalanan, kami disuguhi pemandangan indah nan elok melewati jalan di pegunungan yang curam hingga akhirnya kami sampai di Elbrus Basecamp yang merupakan kompleks tenda yang didirikan di hamparan padang rumput berbatu," katanya.

Rencana pendakian selanjutnya, tim akan beranjak dari Elbrus Base Camp menuju Emanuel`s Glade (2250 mdpl), lalu ke Tent Camp (3800 mdpl) dan naik ke Lenz`s Rock (4600) untuk melakukan serangkaian program aklimatisasi.

"Dari Lenz`s Rock, nantinya kami akan melakukan pendakian ke puncak (summit attack) Gunung Elbrus (5642 mdpl). Kami tetap menjadwalkan untuk dapat melaksanakan upacara bendera di puncak barat, puncak tertinggi Elbrus pada tanggal 20 Mei 2011," katanya.

Ia menegaskan bahwa pendakian melalui jalur utara lebih menantang daripada mendaki lewat jalur selatan. Tantangan yang dihadapi oleh tim adalah cuaca yang tidak menentu dikarenakan hari-hari sebelumnya cuaca buruk melanda.

"Tantangan lain adalah medan curam dan fasilitas yang sangat minim, termasuk akses komunikasi di jalur pendakian utara Elbrus. Itu semua harus dihadapi demi mencapai target pengibaran bendera merah putih di puncak elbrus di hari kebangkitan nasional 20 Mei 2011," katanya.

Namun, pihaknya tetap optimistis akan dapat melewati segala rintangan dengan tetap memperhatikan standar prosedur pendakian. "Karena segalanya telah kami siapkan untuk mendapatkannya," pungkasnya.

Tiga mahasiswa Unair yang berangkat ke Rusia adalah Evandra (23), Yasak (22), dan Miftahul Agusta (21). Ketiganya berangkat dari Stasiun Pasar Turi Surabaya ke Stasiun Pasar Senen Jakarta pada 10 Mei 2011 pukul 16.00 WIB dengan diantar Direktur Kemahasiswaan dan Kasubbag Kemahasiswaan Unair Prof Imam Mustofa. (E011)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2011