Samarinda (ANTARA News) - Kepala Kejari Bulungan, Masliuddin SH babak belur dikroyok massa di Pelabuhan Speedboat Tanjung Selor, kemarin petang (8/1), karena diduga akibat akumulasi kemarahan warga karena sikap arogansi pimpinan dan staf di Kejari selama ini. Kepala Bagian Humas Pemkab Bulungan, Bey Yassin, di Tanjung Selor, Senin, mengatakan bahwa aksi pemukulan itu dilakukan oleh massa dari berbagai kelompok masyarakat serta organisasi. "Kita menyesalkan kejadian ini, namun harapan warga agar pihak Kejati dan Kejagung segera turun tangan menyelesaikan masalah ini, karena permintaan mereka cuma satu agar Kepala Kejari dan sejumlah staf yang selama ini dikenal arogan segera dipindahkan," katanya. Ia mengkhawatirkan suasana Bulungan yang kondusif jadi terganggu gara-gara sikap mentang-mentang dan arogan tersebut, dengan adanya ancaman warga untuk menerapkan hukum adat "ngayau" (memotong kepala) oknum Kejari Bulungan yang selama ini dianggap arogan apabila tidak dipindahkan. "Hal ini yang kita sayangkan, bagaimanapun Kejari adalah bagian dari unsur Muspida, sehingga kalau ada masalah tidak perlu merasa paling hebat sendiri, tetapi diselesaikan baik-baik," katanya. Ia menuturkan bahwa kejadian itu hanya akumulasi dari kemarahan masyarakat Bulungan terhadap Kepala Kejari yang belum lama bertugas di daerah itu. Pemicu aksi pemukuluan itu berawal dari peminjaman speedboat (perahu cepat) milik Pemda Bulungan oleh Kejari untuk bersama rombongan Kejaksaan Negeri Bulungan berwisata ke obyek wisata bahari, Pulau Derawan di Kabupaten Berau. Namun, Kejari juga kemudian meminta bantuan 1.000 liter bensin kepada Pemkab Bulungan. Sesuai aturannya, bensin sebanyak itu harus diproses perizinannya baik oleh para pejabat di Bagian Umum Pemkab Bulungan maupun pihak kepolisian. "Apalagi hari Sabtu hari libur, sehingga merasa pelayanan dari Pemkab dan pihak polisi lamban, Kejari kemudian mendatangi rumah Wakil Bupati Bulungan, Lit Ingai dan dia (Masliuddin) marah-marah serta mengeluarkan berbagai pernyataan tidak etis," katanya. Saat itu, kebetulan di rumah kediaman wakil bupati ada pertemuan yang melibatkan berbagai komponen masyarakat dan organisasi, namun kemarahan warga bisa direndam oleh wakil bupati. Namun, massa yang sudah marah karena tidak terima pemimpin mereka dimaki-maki, kemudian diam-diam kemudian menunggu di Pelabuhan Speedboat Bulungan. Saat rombongan Kejari tiba dari obyek wisata bahari, Pulau Derawan, massa langsung memukul dan mengeroyok Kepala Kajari. Bey Yassin menjelaskan bahwa kasus kemarin hanya akumulasi karena sebelumnya Kepala Kejaksaan beberapa kali mengeluarkan pernyataan tidak etis yang diungkapkan dalam forum resmi, baik kepada pihak DPRD Kaltim, Sekda Bulungan, Kapolresta serta Dandim Bulungan. "Ini bukan mengada-ada, namun kami punya sejumlah rekaman dari pernyataan itu. Kalaupun dia ingin melakukan penegakan hukum bukan dengan omongan, tetapi dengan aksi, namun realisasi menuntaskan KKN di Bulungan belum juga terbukti," katanya. (*)

Copyright © ANTARA 2006