Paris (ANTARA) - Pria bernama Marcel Meys yang berusia 112 tahun dan diyakini sebagai orang tertua di Prancis meninggal karena COVID-19, demikian laporan media setempat.

Meys mengembuskan napas terakhirnya pada 15 Desember di sebuah rumah sakit di Vienne di kawasan Rhone Alpes Auvergne, Prancis. Ia dibawa ke rumah sakit dan dipasangkan alat bantu oksigen setelah kondisi kesehatannya selama di rumah menurun, kata putri satu-satunya Nicole Boiron kepada media.

Pemakamannya akan dilangsungkan pada 22 Desember, seperti ditulis harian Ouest.

Meys dikabarkan tidak disuntik vaksin dan tinggal sendirian di rumahnya di Saint-Romain-en-Gal, yang ditempati sejak 1957. Ia menikmati hidupnya yang indah dan bahagia dan bangga menjadi warga tertua di Prancis, kata keluarganya.

Baca juga: Kasus varian Omicron Prancis ditemukan di Pulau La Reunion

Penduduk asli lembah Rhone itu lahir pada Juli 1909 dan menjalani masa-masa bersejarah perang dunia dan Depresi Besar 1929. Selama Perang Dunia II ia bekerja sebagai paramedis dan mengelola layanan taksi ambulans.

Ia mendukung gerakan perlawanan Prancis yang mayoritas terpusat di kawasan tenggara untuk memerangi kolaborator rezim Vichy dengan membawa para korban luka ke rumah sakit.

Meys memasuki masa pensiun pada 1967.

Biasanya otoritas Prancis memberikan gelar "Dean" kepada anggota tertua yang masih hidup di departemen atau kawasan. Meys mengambil alih gelar tersebut dari Martiniquais Jules Theobald yang lahir pada 17 April 1909 dan meninggal pada Oktober lalu.

Jeanne Mayet yang berusia 110 tahun asal departemen Puy-de-Dome di Rhone Alpes Auvergne kini diyakini sebagai penerus gelar "Dean" sekaligus orang tertua yang masih hidup di Prancis, demikian harian Le Progres.

Sumber: Anadolu

Baca juga: Ilmuwan Prancis: COVID varian Omicron akan ambil alih varian Delta

Penerjemah: Asri Mayang Sari
Editor: Mulyo Sunyoto
Copyright © ANTARA 2021