London (ANTARA News) - Sekitar 10 juta janin wanita digugurkan di India selama dua dasawarsa terakir, menurut hasil penelitian yang diplubikasikan di London, Senin. Pada tahun 1997, jumlah bayi wanita yang lahir turun sekitar setengah juta dari yang diharapkan, kata tim ilmuwan yang menganalisis angka kelahiran bayi wanita berdasarkan survei nasional terhadap enam juta warga. Selama 20 tahun, angka penurunan tersebut diduga mencapai 10 juta, kata para peneliti itu dalam laporannya yang disiarkan di situs Internet The Lancet Medical Journal. Mereka menjelaskan bahwa kemungkinan besar penyebab penurunan angka kelahiran bayi perempuan akibat aborsi yang memang dipilih berdasarkan jenis kelamin. "Kami secara konservatif menduga bahwa penentuan jenis kelamin sebelum kelahiran dan aborsi yang selektif adalah penyebab berkurangnya setengah juta anak perempuan setiap tahunnya," kata Dr. Prabhat Jha dari Universitas Toronto di Canada, yang mengetuai tim peneliti itu. "Jika praktek mengenai ini sudah berjalan sejak dua dekade terakhir, berkat penggunaan ultrasound yang meluas, maka hilangnya sekitar 10 juta kelahiran bayi wanita bukan lah hal yang mustahil," katanya, seperti dilaporkan Reuters. Temuan itu memperkuat perkiraan Persatuan Dokter India, yang mengatakan bahwa lima juta janin perempuan dibunuh di India setiap tahun. Jha dan timnya menemukan bahwa keputusan untuk menggugurkan janin biasanya tergantung pada jenis kelamin anak yang sebelummnya sudah dilahirkan dalam keluarga tersebut. Bila anak pertama mereka wanita, biasanya jika janin yang dikandungnya diketahui juga berjenis kelamin wanita, maka ia akan digugurkan. "Memiliki anak wanita disambut dengan baik secara emosional maupun sosial jika di keluarga itu sudah memiliki anak laki-laki. Tapi jika mereka sebelumnya sudah mempunyai anak wanita, maka janin berjenis kelamin wanita tidak disukai," kata Prof. Shirish Sheth, dari Rumah Sakit Breach Candy di Mumbai, India, ketika dimintai komentar mengenai laporan hasil penelitian tersebut. Menggugurkan janin dari kandungan berdasarkan jenis kelaminnya dinyatakan sebagai tindakan ilegal di India sejak 1994. Tetapi menurut Sheth, kecenderungan menghilangkan janin wanita sudah meluas di kalangan masyarakat karena anak perempuan dianggap sebagai tanggungjawab yang terlalu berat bagi keluarga di India. Dr. Rajesh Kumar dari Akademi Kesehatan Masyarakat di Chandigarh, India, yang juga merupakan salah satu penulis laporan itu, mengatakan bahwa berkurangnya jumlah anak wanita di India sudah menjadi suatu masalah. "Studi kami menekankan perlunya pengukuran angka kelahiran dan kematian yang rutin, akurat dan berjangka panjang," kata Kumar. (*)

Copyright © ANTARA 2006