Jakarta (ANTARA News) - PT PLN (Persero) akan menenderkan proyek pembangunan jaringan kabel transmisi bawah laut yang menghubungkan Jawa dan Sumatera pada triwulan ketiga tahun ini.

Direktur Perencanaan dan Teknologi PLN Nasri Sebayang di Jakarta, Kamis, mengatakan, proyek yang diperkirakan bernilai sekitar dua miliar dolar Amerika tersebut akan membentang sepanjang 700 kilometer dari Bangko, Sumatera Selatan hingga Bogor, Jawa Barat.

"Saat ini, kami tengah menyiapkan dokumen lelangnya dan direncanakan akan dibuka triwulan ketiga 2011," katanya.

Menurut dia, proyek kabel transmisi berkapasitas tegangan 500 kV ini akan mengatasi pertumbuhan listrik di Pulau Jawa.

Saat ini, terdapat kesenjangan antara kebutuhan daya di wilayah Jawa yang terus meningkat dan sumber energi primer yang melimpah di Sumatera khususnya Sumatera Selatan.

Nasri juga mengatakan, kabel trasmisi tersebut dapat mentransfer aliran listrik berdaya hingga 3.000 MW dari Sumatera ke Jawa.

Di Bangko, direncanakan dibangun antara lain PLTU mulut tambang berkapasitas 4x600 MW sebagai sumber pasokan kabel tersebut.

Kapasitas daya sebesar 3.000 MW, lanjutnya, setara dengan pemakaian batubara 15 juta per tahun.

"Bayangkan bagaimana efisiensi yang didapat dari proyek kabel ini," ujarnya.

Berdasarkan studi proyek, biaya mengalirkan listrik dari Sumatera ke Jawa lebih murah dibandingkan ongkos mengangkut batu bara dari Sumatera ke Jawa.

Keuntungan proyek lainnya adalah menekan tingkat polusi akibat pembangkit di Jawa yang sudah terlalu banyak.

Nasri menambahkan, proyek yang sudah mendapat komitmen pendanaan dari Japan International Cooperation Agency (JICA) tersebut akan mulai konstruksi pada awal 2012, sehingga diharapkan beroperasi 2016.

JICA akan mendanai 85 persen kebutuhan investasi proyek dan 15 persen berasal dari anggaran PLN.

Pinjaman JICA bertenor 30 tahun dan masa tenggang 10 tahun dengan bunga 0,3 persen per tahun.

Untuk membawa daya sebesar itu, maka arus listrik yang digunakan berjenis searah ('direct current'), sehingga proyek dikenal juga sebagai "high voltage direct current" (HVDC).

Karenanya, nantinya juga dibangun dua konverter dari arus bolak-balik (alternating current/AC) ke DC di sekitar pembangkit di Sumsel dan dari DC ke AC di dekat Jakarta.

Proyek transmisi kabel DC itu merupakan pertama kalinya dilakukan di Indonesia dan tidak banyak perusahaan yang bergerak dalam bisnis tersebut di dunia.(K007)


(ANTARA)

Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2011