Cirebon (ANTARA News) - Polri menyatakan masih mengejar lima pelaku aksi terorisme yang masuk dalam daftar pencarian orang (DPO) jaringan Cirebon dan Klaten.

"Lima pelaku yang masuk DPO adalah Yadi Al Hasan, Ahmad Yosefa Hayat, Beni Asri, Nanang Irawan dan Heru Komarudin," kata Kepala Divisi Hubungan Masyarakat (Kadiv Humas) Polri Irjen Pol Anton Bachrul Alam di Cirebon, Kamis.

Ahmad Yosepa merupakan pelaku yang disiapkan untuk bom bunuh diri selanjutnya yang siap berjihad, Beni Asri masih membawa sisa bom dan Heru Komarudin adalah ahli bom bunuh diri.

Kemudian Nanang Irawan yang terkait bom Klaten yang memberi pelatihan untuk merakit bom dan Yadi Al Hasan menyembunyikan tersangka bom Klaten dan memberikan pelatihan, ujarnya.

"Terkait bom bunuh diri di Mesjid Adz Zikra kita sudah menangkap 16 orang, dimana tiga diantaranya tewas termasuk Mochammad Syarif," kata Anton.

Tersangka yang saat ditahan adalah Achmad Basuki, Arief Budiman, Andri Siswanto, Musolah, Ishak Andriana, Edi Triwiyanto dan Ari Budi Santoso. Kemudian Nobita, Jahim, Dzulkifli Lubis, Eko Ibrahim, Mardiansyah dan Arifin.

"Sementara itu, dua tersangka lain yang tewas pada baku tembak di Sukoharjo adalah Sigit Qurdowi dan Hendro," kata Anton.

Syarif adalah pelaku bom bunuh diri di Mesjid Adz Zikra Mapolres Cirebon pada hari Jumat (15/4).

Saat itu, pelaku mendekat ke posisi Kapolresta Cirebon AKBP Herukoco yang saat shalat berdiri di baris nomor dua bagian depan.

Pelaku saat melakukan aksinya menggunakan lima lapis celana yang terdiri satu celana dalam, dua celana pendek dan dua celana panjang.

Bom ditaruh pelaku di sebelah kanan perut pelaku, maka saat meledak tersangka tewas yang hancur bagian perutnya.

Sebelum kejadian ,pelaku mengikat bomnya di daerah dada dan perut, kemudian dipindahkan ke sebelah kanan.

Dalam pengembangan penyidikan, Densus 88 juga menangkap Basuki, adik kandung Muhamad Syarif karena terbukti terlibat dalam aksi peledakan itu.

(ANTARA/S026)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011