Mamuju (ANTARA News) - Abrasi pantai yang terjadi di dusun Papalang Pantai, Kecamatan Papalang, Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat, telah memberi dampak buruk bagi masyarakat setempat karena telah menumbangkan puluhan pohon kelapa yang ada di wilayah itu.

Kepala Lingkungan Dusun Papalang Pantai, Masrah Manorai, di Mamuju, Kamis, mengatakan, bencana abrasi yang melanda daerah Papalang sudah berlangsung sejak satu tahun terakhir.

"Bencana abrasi yang kembali melanda pemukiman warga telah menumbangkan puluhan pohon kelapa milik masyarakat setempat," kata dia.

Ia mengatakan, jika tidak ditanggulangi secepatnya maka ratusan pohon kelapa yang berderet sepanjang pantai juga berpotensi tumbang.

"Pemerintah harus bereaksi cepat untuk mengatasi abrasi pantai karena telah menghilangkan pendapatan masyarakat melalui hasil komoditi kelapa dalam," terangnya.

Dikatakannya, kelapa dalam salah satu sumber mata pencaharian masyarakat yang ada di daerahnya sehingga persoalan abrasi pantai ini harus segera ditanggulangi.

Selain menumbangkan pohon kelapa kata dia, juga telah menyebabkan dua rumah milik warga telah hancur setelah dihantam gelombang pasang.

"Rumah warga yang hancur ini terjadi enam bulan yang lalu saat gelombang pasang menghempas wilayah pesisir pantai di daerah ini," tutur Masrah.

Ia menerankan, puluhan kepala keluarga saat ini telah banyak mencari pemukiman baru karena air laut terus menggeruk hingga 15 meter dari kondisi sebelumnya.

"Bibir pantai semakin mengeruk pemukiman warga hingga 15 meter. Makanya, sebahagian warga yang sudah terancam berpikir untuk mencari pemukiman yang baru," jelasnya.

Karena itu, kata dia, warga sangat mengharapkan agar pemerintah segara membangun alat pemecah ombak untuk meredam ganasnya terjangan ombak.

"Warga hanya berharap dibangunkan alata pemecah ombak dan tidak perlu dibuatkan tanggul karena dianggap tidak efektif dan bisa menggangu untuk mendaratkan perahu milik nelayan," terangnya.

Dia mengatakan, alat pemecah ombak juga relatif tidak memakan biaya yang banyak dibandingkan apabila membangun tanggul hingga 300 meter. untuk mengatasi bencana abrasi pantai. (ACO/Y006/K004)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011