"Proyek ini bertujuan memperkuat institusi nasional dan lokal untuk pengelolaan ekosistem kelautan dan kawasan pantai serta mendukung mekanisme pola penghidupan yang berkelanjutan di masyarakat," kata Dirjen Departemen Asia Tenggara ADB, Kunio Senga,
Jakarta (ANTARA News) - Bank Pembangunan Asia (ADB) memberikan hibah sekitar 12 juta dolar Amerika (Rp102 miliar, 1 dolar = Rp8.500) untuk Proyek Pengelolaan Sumber Daya Alam Kelautan, yang antara lain melestarikan terumbu karang di perairan Asia Tenggara, termasuk Indonesia.

"Proyek ini bertujuan memperkuat institusi nasional dan lokal untuk pengelolaan ekosistem kelautan dan kawasan pantai serta mendukung mekanisme pola penghidupan yang berkelanjutan di masyarakat," kata Dirjen Departemen Asia Tenggara ADB, Kunio Senga, dalam keterangan tertulis ADB yang diterima ANTARA News, di Jakarta, Jumat.

Bantuan 12 juta dolar Amerika tersebut terbagi atas 1 juta dolar dari Dana Khusus Bantuan Teknis ADB dan 11 juta dolar melalui pembiayaan bersama dengan lembaga Global Environment Facility (GEF).

Sedangkan pihak pemerintahan Indonesia, Malaysia, dan Filipina, akan juga berkontribusi dengan menyediakan bantuan non tunai setara 3 juta dolar AS.

Kawasan "Coral Triangle" (Segitiga Terumbu Karang), yang juga kerap dijuluki "Amazon of the Seas", meliputi kawasan perairan di enam negara di Asia Tenggara dan Pasifik. Di dalamnya, terdapat sumber daya yang dinilai sangat penting bagi keamanan pangan dan ekonomi dari sekitar 120 juta orang.

Sumber daya di dalam kawasan tersebut dinilai menghadapi risiko berbahaya yang diakibatkan oleh beragam faktor termasuk perubahan iklim dan metode penangkapan ikan yang tidak berkelanjutan.

Selain itu, diperkirakan hingga 88 persen dari batu karang ("reef") terancam oleh aktivitas manusia yang berbahaya, yang dapat mengakibatkan kehilangan besar baik bagi industri perikanan maupun turisme.

Proyek yang akan diterapkan di Malaysia, Indonesia, dan Filipina akan berupaya memperkuat pengelolaan sumber daya kelautan dengan membiayai berbagai aktivitas dalam membangun kapasitas dari sejumlah institusi terkait, seperti Kementerian Kelautan dan Perikanan RI.

Sebagaimana telah diberitakan, Menteri Kelautan dan Perikanan Fadel Muhammad dalam sejumlah kesempatan telah mengemukakan ingin mengembangkan konsep "Amazon of the Seas" yang mencakup kawasan perairan enam negara.

Kawasan "Coral Triangle" merupakan kawasan bawah laut yang dinilai masih asli yang membentang dari Pulau Bali di Indonesia hingga ujung utara Filipina dan titik berikutnya berada di Kepulauan Solomon.

Sejumlah pakar kelautan menyebut kawasan itu sebagai "Amazon of the Seas" karena tingginya tingkat biodiversitas yang bisa ditemukan sebagaimana keragaman yang bisa ditemukan di kawasan Amazon, Brazil.

Pada 2007, enam negara membuat deklarasi "Coral Triangle Initiative" (CTI). Enam negara tersebut adalah Indonesia, Malaysia, Filipina, Timor Leste, Papua Nugini, dan Solomon. (M040)

(ANTARA)

Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2011