Purwokerto (ANTARA) - Pengamat pariwisata dari Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Chusmeru mengingatkan perlunya upaya antisipasi penyebaran varian baru COVID-19 Omicron di objek wisata pada libur Natal dan tahun baru.

"Perlu upaya antisipasi yang menyeluruh mengingat terdapat potensi lonjakan wisatawan pada libur akhir tahun," katanya di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Senin.

Pemerintah daerah dan para pengusaha sektor pariwisata perlu lebih waspada dan berhati-hati menghadapi momentum libur Natal dan tahun baru menyusul telah ditemukannya kasus Omicron di Tanah Air.

"Meskipun jumlahnya masih sangat sedikit, namun mengingat penyebarannya yang sangat cepat, maka diperlukan langkah-langkah untuk mengantisipasinya," katanya.

Baca juga: Pemerintah siapkan skenario jika terjadi kenaikan kasus Omicron

Baca juga: Ahli Kesehatan: Tidak perlu khawatir berlebih atas Omicron


Dia menambahkan bahwa kewaspadaan dan kehati-hatian perlu dilakukan, utamanya pada destinasi wisata yang banyak dikunjungi wisatawan mancanegara.

"Mengingat kasus Omicron sudah menyebar di banyak negara. Diperlukan langkah strategis dan sinergi dengan berbagai pemangku kepentingan di sektor pariwisata," katanya.

Tujuannya, kata dia, tentu saja untuk mencegah penyebaran dan peningkatan kasus Omicron di Tanah Air yang bersumber dari aktivitas wisata.

Kendati demikian, langkah antisipasi yang dilakukan perlu tetap mengacu pada keselamatan dan kenyamanan wisatawan.

"Jangan sampai kebijakan yang diambil justru membuat wisatawan merasa tidak nyaman saat berwisata, selain itu sikap kehati-hatian juga jangan sampai menimbulkan persepsi di kalangan wisatawan mancanegara bahwa mereka menjadi orang yang patut dicurigai saat berkunjung ke objek wisata," katanya.

Menurut dia, perlu adanya koordinasi dan sinergi antarpemangku kepentingan dalam rangka mengupayakan pencegahan penyebaran dan penularan Omicron di objek wisata.

Dia menambahkan, langkah awal yang paling diperlukan adalah selalu mengingatkan kepada wisatawan untuk taat pada protokol kesehatan.

"Selain itu kebijakan persyaratan vaksinasi dosis lengkap bagi wisatawan juga diperlukan. Kebijakan ini hendaknya sudah mulai sejak awal disosialisasikan kepada komponen pariwisata, sehingga persyaratan vaksinasi ini sudah harus dipahami wisatawan sejak tiba di bandara, stasiun atau terminal, di hotel, hingga objek wisata," katanya.*

Baca juga: UE akan terima tambahan 20 juta vaksin untuk perangi varian Omicron

Baca juga: Rupiah ditutup melemah dipicu sentimen meluasnya varian Omicron

Pewarta: Wuryanti Puspitasari
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2021