Paris (ANTARA News) - Prancis Ahad dengan cepat mengutuk direbutnya kota Abyei oleh pemerintah Sudan dan meminta pemerintah itu untuk menarik pasukannya dari kota yang disengketakan di garis depan antara Sudan utara dan selatan tersebut.

Pada Sabtu, tentara Pasukan Bersenjata Sudan utara merebut Abyei, sumber ketegangan antara Sudan selatan dan utara menjelang pengakuan kemerdekaan selatan yang direncanakan pada akhir Juli.

"Prancis mengutuk pengambilalihan kekuasaan oleh Pasukan Bersenjata Sudan atas kota Abyei dan pembubaran pemerintah kotapraja Abyei oleh pemerintah Khartoum," kata sebuah pernyataan dari kementerian luar negeri.

"Tindakan sepihak itu akan berarti pelanggaran serius pada perjanjian perdamaian global 2005 dan Perjanjian Kadugli yang ditandatangani pada Januari," kata kementerian tersebut, merujuk pada perjanjian yang diperkirakan akan mengakhiri perang saudara di Sudan.

Kementerian itu juga mengutuk apa yang mereka katakan sebagai serangan pada 19 Mei terhadap penjaga perdamaian PBB yang berpatroli di Abyei.

"Prancis minta pada semua pasukan militer yang tidak diijinkan untuk mundur dari Abyei dan minta pada semua pihak untuk berunding dan melaksanakan protokol Abyei yang merupakan bagian dari perjanjian perdamaian global 2005," kata pernyataan itu.

Prancis minta pada pihak-pihak yang berperang untuk membawa perselisihan pendapat mereka ke juru runding panel tingkat tinggi Uni Afrika mengenai Sudan.

Sebelumnya, Sabtu, Amerika Serikat juga telah mengutuk serangan militer Sudan setelah tentara pemerintah merebut kota penting di wilayah perbatasan Abyei yang diperebutkan itu, kata Gedung Putih.

Pernyataan Gedung Putih meminta pasukan bersenjata Sudan "untuk menghentikan dengan segera semua operasi ofensif di Abyei dan menarik pasukannya dari Abyei".

"Kegagalan untuk melakukan demikian dapat memundurkan proses pemulihan hubungan antara Sudan dan AS serta merintangi kemampuan masyarakat internasional untuk memajukan masalah yang kritis bagi masa depan Sudan," kata pernyataan tersebut.

Pernyataan dari sekretaris pers Gedung Putih menyatakan Washington "mengutuk operasi ofensif yang dilakukan oleh Pasukan Bersenjata Sudan (SAF) di dan sekitar kota Abyei dan dekrit presiden hari ini untuk membubarkan pemerintah Abyei".

Pernyataan itu juga menyebutkan bahwa AS "menyesalkan serangan 19 Mei oleh pasukan Selatan terhadap konvoi PBB", dan menambahkan bahwa "tanggapan itu tidak seimbang dan tak bertanggungjawab" dan "pelanggaran mencolok atas Perjanjian Perdamaian Komprehensif untuk Sudan, demikian AFP melaporkan. (S008/M014/K004)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011