Banjarnegera (ANTARA News) - Sekitar delapan hingga 10 orang korban tanah longsor di dusun Gunungraja desa Sijeruk Kecamatan Banjarmangu Kabupaten Banjarnegera, Jateng, hingga kini diduga masih tertimbun tanah di lokasi kejadian. Petugas Posko Bencana Alam desa Sijeruk Kecamatan Banjarmangu Kabupaten Banjarnegera, Suyatno, Selasa, mengatakan, jumlah itu berdasarkan laporan warga setempat yang meresa kehilangan anggota keluarganya. "Warga memang ada yang melaporkan soal hilangnya anggota keluarganya saat musibah itu terjadi. Berdasarkan laporan itu, kita perkirakan masih ada sekitar delapan hingga 10 orang yang tertimbun tanah," kata Suyatno, yang juga staf humas Pemkab Banjarnegera itu. Tetapi, lanjut dia, warga sudah merelakan atau mengikhlaskan anggota keluarga yang belum diketemukan itu karena sudah enam hari tertimbun tanah bercampur air, tentunya kondisi tubuh mereka sudah tidak utuh lagi. Seperti diketahui, mulai hari Minggu (8/1) pukul 16.00 WIB, proses evakuasi terhadap korban bencana tanah longsor dihentikan dengan alasan kesehatan bagi petugas yang mencari dan masyarakat sekitarnya karena kondisi korban sudah tidak utuh lagi. Bahkan, pada hari itu petugas sudah menyemporotkan desinfektan di lokasi kejadian untuk mencegah menyebarnya bakteri yang dapat mengganggu masyarakat setempat. Meski sudah dihentikan hari Minggu (8/1), tetapi hari Senin (9/1) berhasil ditemukan satu korban lagi, yaitu Agus bin Sunarto pukul 11.00 WIB sehingga jumlah korban yang meninggal dunia akibat bencana itu mencapai 76 orang. Bencana alam tanah longsor yang menelan kerugian materiil mencapai Rp6,049 miliar itu terjadi hari Rabu pagi (4/1) pukul 05.00 WIB. Pada hari itu ditemukan tujuh mayat di musholla setempat karena saat kejadian mereka sedang menjalankan sholat subuh. Kemudian hari kedua atau Kamis (5/1) ditemukan 30 mayat, hari Jumat (6/1) ditemukan 13 mayat, hari Sabtu (7/1) ditemukan delapan mayat, hari Minggu (8/1) ditemukan 17 jenasah dan hari Senin (9/1) ditemukan satu jenasah. Kalau berdasarkan hitungan statistik pemkab setempat, jumlah yang meningal dunia sudah berhasil ditemukan semuanya mengingat jumlah penduduk di desa itu 655 orang, berada di daerah pengungsian 490 orang, dirawat di rumah sakit sebanyak 12 orang dan merantau di luar daerah 43 orang.(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2006