ASN yang berkualitas akan sulit untuk dimunculkan sebelum pimpinannya telah berkualitas.
Jakarta (ANTARA) - Presiden Direktur Center of Election and Political Party (CEPP) FISIP Universitas Indonesia Chusnul Mariyah mengatakan peningkatan kualitas kepemimpinan di sektor pemerintahan Indonesia dapat mewujudkan birokrasi berkelas dunia.

"Kalau mau membuat birokrasi kelas dunia, dibutuhkan memang leadership (kepemimpinan). Kualitas leadership itu sangat penting untuk membangun aparatur sipil negara (ASN). ASN bisa bekerja dengan inovasi dan bisa menjadi smart apabila ada kepemimpinan yang bijaksana dan memikirkan sila-sila Pancasila," ujar Chusnul Mariyah.

Ia mengemukakan hal tersebut saat menjadi narasumber dalam gelar wicara bedah karya tulis ilmiah Dari LAN untuk Negeri yang diselenggarakan oleh Lembaga Administrasi Negara (LAN) RI di Kantor LAN, Jakarta, Rabu.

Chusnul Mariyah memandang birokrasi berkelas dunia justru akan sulit terwujud apabila kualitas kepemimpinan itu sendiri belum dibenahi.

Menurut dia, para ASN yang berkualitas akan sulit untuk dimunculkan sebelum pimpinannya telah berkualitas.

"Bagaimana ASN sebagai pihak di bawahnya bisa terampil, smart, dan berkualitas kalau pemimpin-pemimpinnya ini belum berkualitas, misalnya malah korupsi," katanya.

Di samping itu, Chusnul Mariyah pun memandang kualitas kepemimpinan yang baik juga dapat dilihat melalui pembuatan kebijakan publik yang berorientasi pada kepentingan rakyat sebagaimana nilai sila kelima Pancasila, yaitu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Selanjutnya, kata dia, para pemimpin sebagai sosok yang memiliki kualitas kepemimpinan yang baik di sektor pemerintahan itu juga perlu bersikap tegas untuk meningkatkan iman dan ketakwaan para ASN di lingkungannya.

"Kenapa saya membahas itu? Karena sila pertama kita adalah Ketuhanan Yang Maha Esa," katanya.

Menurut dia, nilai-nilai agama itu harus selalu didekatkan dan ditanamkan kepada para ASN demi menyempurnakan upaya menuju birokrasi berkelas dunia.

Dengan demikian, kata Chusnul Mariyah, keterbatasan seorang pemimpin dalam mengawasi perilaku ataupun kinerja para pegawainya pun dapat teratasi.

"Insyaallah, kalau semua posisi ASN itu beriman dan bertakwa, kita tidak perlu mengawasinya karena Tuhan akan mengawasinya," ucapnya.

Baca juga: Bali klaim jadi daerah pertama mentransformasi jabatan ke fungsional

Baca juga: LAN luncurkan 8 KTI serta aplikasi ASN Unggul Mobile dan Gamifikasi


Pewarta: Tri Meilani Ameliya
Editor: D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2021