Masa tanggap darurat hampir berakhir, kita tidak boleh diam
Surabaya (ANTARA) - Tim Majelis Wilayah Korps Alumni HMI (KAHMI) Jawa Timur dan lembaga kemanusiaan "Indonesia Care" mulai fokus pada bantuan penyediaan atau pembangunan hunian untuk para pengungsi akibat meningkatnya aktivitas Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang, Jatim.

Koordinator Majelis Wilayah KAHMI Jatim Edi Purwanto di Surabaya, Kamis, menjelaskan setelah bergerak bantuan bahan pokok, evakuasi dan penyisiran para korban, serta kegiatan pemulihan trauma, pihaknya saat ini mulai memikirkan untuk membantu upaya pemerintah daerah menyediakan hunian bagi para pengungsi.

Direktur Eksekutif "Indonesia Care" Lukman Azis menegaskan komitmennya untuk terus membersamai para pengungsi Semeru hingga mereka bisa kembali bangkit kehidupannya.

"Masa tanggap darurat hampir berakhir, kita tidak boleh diam. Penyintas masih mengharapkan kehadiran kita untuk membersamai. Berbuatlah tuntas. Pahami psikologis mereka yang telah kehilangan segala-galanya. Bangunkan kembali harapan mereka," ujarnya.

Ketua Indonesia Care Cabang Jawa Timur M.R. Warang Agung dalam rilisnya menuturkan bahwa pihaknya menargetkan bisa membantu menyediakan 50 rumah hunian, satu mushalla dan satu sekolah PAUD untuk para penyintas akibat awan panas guguran Gunung Semeru yang tidak mungkin kembali ke tempat hunian semula.

"Kebetulan kami mendapatkan rekomendasi di wilayah Sumber Mujur dan Pronojiwo," katanya.

Baca juga: BNPB: Syuting sinetron di lokasi bencana seharusnya tidak dilakukan

Ia berharap, pembangunan bisa dimulai awal Tahun 2022, mengingat saat ini bakal lahan relokasi warga tengah dilakukan pembersihan oleh Pemerintah Kabupaten Lumajang.

"Saat ini Pemerintah Kabupaten Lumajang menargetkan pembangunan 2.000 unit hunian untuk para pengungsi. Alhamdulillah 'Indonesia Care' bersama sejumlah lembaga, di antaranya KAHMI Jatim, KAHMI Lumajang, HMI, Al Quds Al Amanati Indonesia, Langit7.id, Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) Sulawesi Tengah, berita9.net, dan Ansor di Lumajang mendapatkan amanah menyiapkan 50 unit hunian," katanya.

Agung juga berharap, adanya dukungan dari para donatur, komunitas, organisasi dan perusahaan lain untuk ikut serta membangun hunian layak bagi para pengungsi tersebut.

Saat ini, kata dia, para pengungsi masih berada di tenda-tenda pengungsian serta rumah kerabatnya. Mereka tak tahu lagi bagaimana menjalani kehidupan selanjutnya.

"Tulang punggung keluarga direnggut dalam bencana ini, tempat berteduh disapu banjir lahar, hasil kebun, pertanian serta hewan ternak ludes. Haruskah mereka selamat dari letusan Semeru, namun berakhir dengan penderitaan baru tanpa hunian yang layak dan mata pencaharian yang pasti?" katanya.

Baca juga: Young Buddhist Association bangun hunian sementara di Lumajang

Karena itu, ia mengajak masyarakat ikut membangunkan rumah layak untuk ribuan pengungsi tersebut.

"Mari kita bangun harapan hidup mereka yang tersapu banjir lahar Semeru untuk bangkit. Ada dua lokasi yang bakal digunakan sebagai tempat relokasi, yaitu Sumber Mujur dan Pronojiwo," ucapnya

Warang Agung menjelaskan mereka yang hendak menyalurkan donasi hunian tersebut bisa mentransfer bantuan melalui rekening Bank Syariah Indonesia (BSI) "Indonesia Care Semeru" di 7000-555-292 atas nama "Indonesia Cepat Aktif Responsif dan Empati".

Baca juga: Lima ibu hamil melahirkan di posko pengungsian Gunung Semeru
Baca juga: Gunung Semeru kembali luncurkan awan panas guguran sejauh 3 km
Baca juga: Penanganan bencana Gunung Semeru berfokus ke fase pemulihan

Pewarta: Masuki M. Astro
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2021