Meulaboh (ANTARA) - Bupati Aceh Barat H Ramli MS mengajak kepada seluruh masyarakat di Aceh agar menjauhi segala bentuk maksiat dan perbuatan yang melanggar ajaran agama Islam, sehingga seluruh masyarakat di Aceh dapat terhindar dari berbagai bencana dan musibah.

“Melalui momentum peringatan 17 tahun gempa dan tsunami Aceh, saya mengajak masyarakat agar menjauhi segala bentuk kemaksiatan dan kemungkaran,” kata Ramli MS kepada ANTARA di Meulaboh, Antara.

Menurutnya, bencana maha dahsyat, gempa dan tsunami Aceh yang terjadi pada 26 Desember 2004 silam merupakan sebuah bentuk teguran dan peringatan keras dari Allah SWT, karena dosa-dosa yang dilakukan oleh manusia telah menyebabkan terjadinya bencana alam.

Bencana maha dahsyat tersebut, kata Ramli MS, harus dimaknai oleh seluruh masyarakat di Aceh Barat termasuk di Aceh, agar ke depan tidak lagi melakukan kegiatan yang dapat mendatangkan berbagai bencana alam di Aceh.

Baca juga: Gubernur bertekad jadikan peringatan tsunami sebagai sarana edukasi

Baca juga: UAS: Peringatan 17 tahun tsunami adalah amar makruf nahi mungkar


“Mungkin selama ini kita juga telah mulai lupa bahwa bencana gempa dan tsunami Aceh adalah bencana besar yang kita harapkan tidak lagi terulang,” katanya.

Untuk itu, ia mengajak kepada seluruh masyarakatnya agar tidak lagi menggelar kegiatan yang bersifat hura-hura, konser musik, dan kegiatan lain yang sifatnya dapat mengundang marabahaya dan teguran dari Allah SWT.

Melalui momentum peringatan 17 tahun bencana gempa dan tsunami Aceh, ia mengajak kepada seluruh masyarakat agar senantiasa meningkatkan ibadah kepada Allah SWT, sehingga Aceh dan Indonesia terhindar dari berbagai bencana alam yang dapat merugikan manusia.

“Cukuplah gempa dan tsunami Aceh menjadi pelajaran bagi kita semua, karena perbuatan maksiat itu dapat mengundang bencana alam bagi kita,” kata Ramli MS mengingatkan.*

Baca juga: Ridwan Kamil menyusuri sejarah tsunami tahun 2004 di Aceh

Baca juga: Ridwan Kamil ungkap pengalaman emosional merancang Museum Tsunami Aceh

Pewarta: Teuku Dedi Iskandar
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2021