Pemasangan rambu evakuasi untuk mempermudah bagi masyarakat ketika terjadi suatu bencana dan masyarakat tahu harus kemana, serta lari kemana, sehingga bisa terselamatkan dan memudahkan untuk mendeteksi dan menyelamatkan para korban
Probolinggo, Jawa Timur (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur melakukan pemasangan rambu-rambu jalur evakuasi di empat desa tangguh bencana (destana) yang tersebar di dua kecamatan di kabupaten setempat.

Rambu-rambu evakuasi dipasang di Desa Pajurangan dan Desa Gending di Kecamatan Gending, kemudian Desa Watupanjang dan Desa Bremi di Kecamatan Krucil dengan masing-masing 10 rambu evakuasi di setiap desa.

"Pemasangan rambu-rambu jalur evakuasi itu merupakan tindak lanjut dari pembentukan desa tangguh bencana di Kabupaten Probolinggo," kata Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Probolinggo Zaenal Ansori, Selasa.

Menurutnya tujuan pemasangan rambu evakuasi untuk mempermudah bagi masyarakat ketika terjadi suatu bencana dan masyarakat tahu harus kemana, serta lari kemana, sehingga bisa terselamatkan dan memudahkan untuk mendeteksi dan menyelamatkan para korban bencana.

"Pertimbangan penentuan titik-titik pemasangan rambu-rambu itu sangat tergantung dari pihak pemerintah desa karena desa yang lebih tahu masyarakat itu biasanya lewat mana untuk menuju ke shelter atau menuju ke titik kumpul," katanya.

Ia mengatakan pihaknya harus mengantisipasi tempat pengungsian jika memang harus mengungsi dan apabila tidak mengungsi, maka hanya berkumpul saja, kemudian dievakuasi dan dilihat adanya korban.

Untuk menentukan lokasi pengungsian, kata dia, tentunya ada koordinasi antara BPBD bersama dengan perangkat daerah lain yakni pihak kecamatan dan desa karena ketika sudah terjadi bencana, bukan hanya BPBD saja yang terlibat tetapi juga semua elemen masyarakat.

"Setelah terbentuk desa tangguh bencana dan diikuti dengan pemasangan rambu-rambu jalur evakuasi, sehingga benar-benar ada relawan di desa yang siap untuk membantu masyarakat didalam evakuasi jika terjadi bencana," katanya.

Saat sosialisasi pembentukan desa tangguh bencana, relawan yang ada desa itu sudah diberikan dasar-dasar utuk mengadakan suatu perlindungan kepada diri sendiri karena masyarakat tentunya harus mengetahui apa bentuk-bentuk bencana dan bagaimana cara menanganinya, serta jalur evakuasi yang harus dilalui hingga ke titik kumpul dan shelter, demikian Zaenal Ansori.

Baca juga: BPBD Probolinggo bagikan masker kepada warga lereng Gunung Bromo

Baca juga: BPBD sebut 1.858 KK terdampak banjir kiriman di Probolinggo-Jatim

Baca juga: Di Probolinggo-Jatim, puluhan rumah rusak diterjang angin kencang

Baca juga: Miliaran rupiah diajukan untuk dampak letusan Bromo

 

Pewarta: Zumrotun Solichah
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2021