Jakarta (ANTARA News) - Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar Akbar Tandjung menyatakan bahwa Golkar sebaiknya segera menentukan pilihan terkait terus menurunnya perolehan suara sejak bergabung dengan sekretariat gabungan partai politik pendukung pemerintah.

Akbar kepada pers di Gedung DPR/MPR di Senayan Jakarta Rabu mengemukakan bahwa pilihan yang dihadapi Golkar sekarang tetap berada di Setgab atau tidak.

"Saya belum bisa mengatakan itu sekarang untuk Golkar menentukan pilihan politiknya. Tapi Golkar harus siap mengambil pilihan politik," katanya.

Mantan Ketua Umum Partai Golkar itu mengatakan, keputusan atas pilihan-pilihan itu hendaknya juga didasarkan pada aspirasi kader dan masyarakat.

"Kita harus lihat dalam perjalanannya bagaimana opini masyarakat, ada trend membaik atau tidak. Kalau trend sudah tidak membaik, ada tanda-tanda, maka sudah waktunya untuk mengambil sikap," kata Akbar Tanjung.

Akbar menambahkan, stagnannya suara Golkar berdasarkan hasil survei Lembaga Survei Indonesia (LSI) harus dijadikan bahan peringatan.

"Stagnannya suara Golkar berdasarkan hasil survei itu bisa dijadikan bahan masukan bagi Golkar. Bahkan bisa dijadikan bahan peringatan bagi Golkar. Untuk itu, Golkar harus mencari penyebabnya dan harus melakukan kajian terkait stagnasi tersebut," kata Akbar.

Namun ia menyatakan, tidak ada korelasi antara suara Golkar yang stagnan dengan keputusan untuk bergabung dengan setgab.

"Kalau diadakan pengkajian dan kalau ada indikasi-indikasi ke arah itu, tentu akan dipikirkan apakah tetap di setgab atau tidak. Tapi semuanya itu harus berdasarkan penelitian yang objektif dan harus jadi dasar bagi Golkar untuk menentukan langkah-langkah ke depan," kata mantan Ketua DPR RI itu.

Akbar menilai, suara Golkar tidak mengalami kenaikan disebabkan beberapa faktor. Faktor tersebut, bisa saja karena tidak prorakyat, menganggap Golkar hanya beretorika dengan jargon "Suara Golkar Suara Rakyat", tidak kritis terhadap kebijakan pemerintah atau terlalu dekat dengan pemerintah sehingga Golkar tidak bisa bersikap kritis. Akibatnya, masyarakat tidak percaya dan terjadi delegitimasi terhadap Partai Golkar.

"Kalau trendnya terus menurun, tentunya Golkar yang ingin bertekad untuk menjadi pemenang tidak bisa lagi diwujudkan. Kalau trendnya terus menurun, masyarakat tentunya tidak memberikan penilaian positif kepada Golkar," ujar Akbar.

Karena itu, dia meminta kepada DPP Partai Golkar untuk tetap menjalankan fungsi-fungsi partai secara jelas, kritis dan tidak ambivalen.

"Belum tentu penyebabnya karena Golkar di setgab. Bisa saja Golkar tetap di setgab tapi kita jalankan fungsi-fungsi partai secara kritis. Ini yang harus diingatkan kepada partai bahwa partai harus menjalankan fungsi intermediasi, dalam menyerap, menyalurkan dan memperjuangkan kepentingan rakyat dan fungsi mendesakkan apa yang harus menjadi kepentingan rakyat yang akan dijalankan oleh Golkar," kata Akbar.

(S023/S024)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011