Jakarta (ANTARA News) - Seorang warga Desa Cipedang Kanem, Kecamatan Bongas, Nur Rohma (13) yang diduga terkena flu burung, meninggal di Rumah Sakit (RS) Indramayu, Sabtu sore pukul 15.30 WIB. Korban diduga tertular oleh ayam yang terinfeksi virus Avian Influenza (AI) yang melanda desa tersebut. Selama seminggu terakhir tercatat 76 ayam mati mendadak. Korban sebelumnya sempat dibawa ke Puskemas Bongas, namun karene kondisinya sudah memburuk, maka dilarikan ke Rumah Sakit Indramayu, Sabtu pagi. Rencananya pihak RS Indramayu akan membawa korban ke RS Sulianti Saroso di Jakarta pukul 15.00 WIB, namun kemudian diundur hingga pukul 16.00 WIB. Belum sempat dibawa ke Jakarta, anak itu sudah menghembuskan nafas terakhir. Kepala RS Indramayu dr Suhardi mengatakan, korban masih diduga terjangkit AI karena di RS tersebut tidak ada alat yang bisa menguji apakah korban terinfeksi atau belum. Kemungkinan, sampel darah korban saja yang akan dikirimkan ke RS Sulianti Saroso untuk menentukan penyebab kematiannya. Sabtu siang , tiga anggota keluarga korban yang tinggal dalam satu rumah juga dibawa ke RS Indramayu dengan gejala serupa, yaitu panas dingin dan sesak nafas. Mereka adalah Didin Indramawi (14) kakak Nur, Baedah (36) ibu tiri korban, dan Indrawan (2,5) adik korban. Ketiganya kini dirawat di RS Indramayu. Dinas Peternakan Kabupaten Indramayu sudah menurunkan tim ke lokasi penularan virus flu burung dipimpin Kasi Hewan Sudin Peternakan Indramayu Ir Dinoto serta Dr hewan Dian Daju. Menurut Dr hewan Dian, tiga ayam yang dites dengan alat "rapid test" hari Sabtu ternyata positif flu burung. Namun untuk memastikan, sampel cairan dari ayam tersebut akan diteliti lebih lanjut. Berdasarkan pantauan ANTARA, kondisi rumah korban memang mempunyai sanitasi yang buruk karena bagian di samping kiri dan belakang rumah menyatu dengan kandang ayam. Bahkan di bagian depannya pun dipelihara anak entok. Jenazah korban Sabtu sore juga akan dibawa ke rumah duka. Penduduk menginformasikan, adanya tetangga rumah sebelah korban, Yoyon (13) yang juga menderita gejala yang sama, yaitu panas dingin disertai sesak nafas. Namun hingga kini, yang bersangkutan tidak dibawa ke RS. Sejumlah warga juga mengakui bahwa ayam-ayam mereka seminggu terakhir mati mendadak dengan ciri-ciri jengger berwarna biru tua. Umumnya hewan yang terlihat sehat hanya dalam hitungan jam bisa tiba-tiba mati. Dari pantauan ANTARA, ternyata ayam yang mati tidak hanya ayam kampung, namun juga ayam pedaging dan ayam ras petelur. Kasubdin Peternakan Ir Nandang Hidayat mengakui sejumlah kecamatan di Kabupaten Indramayu sudah terserang Avian Influenza yang menyebabkan sedikitnya kematian 200 ayam sejak awal tahun hingga pertengahan Januari.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006