Jambi (ANTARA News)-Maskapai penerbangan Sky Aviation dinyatakan secara resmi akan memulai penerbarbangan perdananya ke Bandar Udara (Bandara) Depati Parbo di Kerinci, Senin (6/6).

"Kami bahagia karena mendapat undangan turut menghadiri pelepasan secara resmi terbang perdana Sky Aviation ke Kerinci Senin 6/6 ini, ternyata niat baik itu bisa terwujud," ungkup sekretaris Asosiasi Biro Perjalan Wisata (Asita) Roy Mardianto, di Kerinci.

Dikatakannya, pelepasan penerbangan perdana pesawat fokker milik Sky Aviation tersebut rencananya akan dilakukan langsung oleh Gubernur Jambi Hasan Basri Agus di aula VIP Bandara Sultan Thaha Jambi pada pukul 09.00WIB.

Kegembiraan yang serupa juga disampaikan ketua Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Jambi Ir Guntur, yang menyatakan hal tersebut adalah sinyal positif bagi potensi bangkitnya potensi industri pariwisata Kerinci.

"Penerbangan Jambi-Kerinci itu adalah kesempatan emas bagi Kerinci untuk mengangkat keberadaan industri kepariwisataannya. Pemda setempat, yakni Pemkab Kerinci dan Pemkot Sungaipenuh, harus pandai memanfaatkan kesempatan ini, untuk semakin mempergencar promosi potensi-potensi negerinya kepada para calon investor," kata Guntur.

Ia mengingatkan, jangan sampai peristiwa negatif terhentinya penerbangan maskapai Riau Air Line pada tahun 2009 sebelumnya terulang lagi. Riau Air Line berhenti beroperasi karena alasan merugi melayani rute itu.

"Ambillah peluang ini sebaik-baiknya untuk mengembangkan potensi pariwisata, pertanian, industri, dan segenap potensi lainnya yang tersimpan di Kerinci. Manfaatkan dengan membenahi segala infrastruktur pariwisata termasuk peningkatan kapasitas dan kualitas bandara, pergalak promosi dengan program-program yang cerdas, dan yang terpenting harus mau mendengar kritik saran dari luar," tegasnya.

Sementara Ketua DPW Jaringan Nusantara Dahril Alfath mengingatkan penerbangan ke Kerinci harus bisa berjalan permanen kalau ingin benar-benar memberikan dampak positif yang nyata bagi masyarakat Kerinci.

"Biarpun hanya dua atau tiga kali seminggu, tapi harus bisa dipertahankan agar bisa tetap jadi penerbangan permanen, sehingga memberikan dampak ekonomi bagi masyarakat Kerinci. Bahkan kalau bisa tingkatkan terus menjadi terbang tiap hari," kata Dahril.

Ia mengaku sangat menyayangkan jika penerbangan ke Kerinci tersebut hanya bersifat temporer atau sementara waktu, seperti hanya untuk menyambut helatan atau agenda-agenda besar pemerintah saja seperti hanya untuk meramaikan Festival Danau atau kegiatan lainnya.

"Kalau itu yang terjadi, penerbangan kembali terhenti pasca FMPDK pada 11 Juli mendatang maka itu artinya pemerintah gagal dan tidak sanggup mengelola potensinya sehingganya investor terpaksa hengkang. Jadi menurut saya situasi saat ini harus dapat dipertahankan atau kalau perlu terus ditingkatkan dengan serius agar masyarakat bisa merasakan dampaknya," ujar dia.

(ANTARA)

Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2011