Tasikmalaya (ANTARA News) - Tim teknis PT Kereta Api Indonesia (KAI) akan melakukan penyelidikan penyebab anjloknya satu dari tujuh gerbong rangkaian Kereta Api (KA) Serayu di Kampung Cikadu, Desa Cilangkap, Kecamatan Manonjaya, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, Minggu siang.

"Belum bisa dipastikan penyebab anjloknya gerbong KA Serayu, tim tekhnis akan menyelidikinya," kata Wakil Kepala Stasiun Tasikmalaya, Hendra, kepada wartawan, Minggu sore.

Tim teknis PT KAI Daop II Bandung, kata Hendra, belum memberikan laporan tentang penyebab pasti KA Serayu anjlok, meskipun rangkaian gerbong sudah dievakuasi.

Pihak PT KAI, kata Hendra, dalam hal ini lebih memprioritaskan pengaturan jalur rel lintas selatan agar tidak mengganggu jadwal pemberangkatan KA lainnya.

"Terutama menangani masalah penumpang Kereta Serayu yang terlantar di lokasi kejadian, setelah itu gerbong yang anjlok ditarik agar tidak menghambat kereta lain," katanya.

Sementara itu Kabagops Polresta Tasikmalaya Kompol Yono Kusyono - yang meninjau langsung lokasi gerbong anjlok - mengatakan pihaknya telah bekerja sama dengan PT KAI untuk mencari fakta di lapangan terkait sebab-sebab anjloknya satu gerbong KA Serayu.

Terkait adanya besi atau baut penyangga bantalan rel yang hilang dicuri orang tidak bertanggung jawab hingga terjadi anjlok, Yono menyatakan dirinya belum dapat memastikan karena perlu penyelidikan dengan melakukan penyisiran awal terjadinya roda gerbong keluar dari jalur rel.

"Bisa saja kita kait-kaitkan, yang jelas harus dilakukan pemeriksaan secara tekhnis oleh PT KAI," katanya.

Akibat anjloknya satu rangkaian gerbang ke-empat KA Serayu itu, para penumpang sempat terlantar hingga pukul 15.00 WIB. Para penumpang akhirnya diangkut menggunakan tiga gerbong kereta yang sama menuju Stasiun Tasikmalaya.

Peristiwa anjloknya gerbong tidak menimbulkan korban jiwa, namun sebelum kereta berhenti, sempat menimbulkan asap tebal dan menyebabkan penumpang dalam gerbong panik kemudian memecahkan kaca jendela untuk berusaha keluar dari gerbong.

(ANTARA)

Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2011