Surabaya (ANTARA News) - Aparat Kepolisian Resor Kota Besar (Polrestabes) Surabaya menembak mati empat perampok di kawasan Jalan Gayungsari, Surabaya, Rabu, karena mereka berusaha melawan saat hendak disergap.

"Kami sudah memberi tembakan peringatan berulang-ulang, tapi para pelaku tetap saja melawan, bahkan dua diantaranya mengeluarkan pistol jenis revolver dan Pen Gun," ujar Kepala Kepolisian Resort Kota Besar (Kapolrestabes) Surabaya, Komisaris Besar Polisi Coki Manurung, di Mapolrestabes Surabaya.

Keempat pelaku adalah SUR asal Lamongan, SUP asal Gresik, STF dan FER, keduanya asal Semarang. Komplotan perampok yang bermarkas di rumah SUP di kawasan Panceng, Gresik, itu sudah lama menjadi "target operasi" (TO) polisi, karena aksinya sangat meresahkan, bahkan tidak segan - segan melukai korban.

"Setiap beraksi, mereka berbekal pistol dan senjata tajam jenis golok dan keris. Komplotan ini juga dikenal sadis dan kejam terhadap korbannya yang mencoba melawan. Sasarannya merampok emas dan mayoritas beraksi di perumahan," papar Coki.

Ia mengungkapkan, modus yang dilakukan pelaku ketika beraksi yakni dengan berpura-pura sebagai tamu. Jika pemilik rumah tidak keluar, maka pelaku beraksi, karena menandakan rumah itu kosong. Tapi kalau ada si empunya rumah, pelaku malah pergi. "Ada juga di jalanan yang sasaran utamanya pedagang perhiasan emas," katanya.

Satuan reserse kriminal (Satreskrim) Polrestabes Surabaya mencatat komplotan ini sudah beraksi di 13 tempat kejadian perkara di beberapa kota di Jawa Timur.

Di Surabaya, mereka beraksi di kawasan Gayungsari sebanyak dua kali, Dharmahusada tiga kali, Tegalsari, Laguna, Rungkut dan Gubeng, yang masing - masing sekali aksi kejahatan.

Selain itu, mereka juga beraksi di Malang pada dua lokasi dan pernah sekali di Mojokerto, bahkan pada akhir tahun 2010, komplotan ini merampok pedagang emas tepat di depan Markas Polsek Bungah, Gresik.

Dari tangan para pelaku, polisi berhasil menyita puluhan benda elektronik seperti televisi, "tape compo", dua sepeda motor hasil curian, dan berbagai macam perhiasan.

Polisi juga menyita alat kejahatan milik pelaku seperti dua pistol, puluhan pisau berbagai ukuran, 150 butir peluru, dan satu mobil milik rental yang digunakan beraksi turut disita sebagai barang bukti.

"Polisi juga masih melakukan pengembangan penyelidikan dengan mencari barang bukti lainnya, termasuk menyelidiki keterkaitan dengan komplotan perampok yang lain," kata mantan Direktur Reserse Narkoba Polda Jatim tersebut.

Kronologis penembakan empat perampok di kawasan Gayungsari, Surabaya oleh aparat Unit Kejahatan Umum (Jatanum) Polrestabes Surabaya itu bak film aksi.

Dua tim yang terdiri dari delapan anggota satuan reserse kriminal (Satreskrim) sempat di-"pingpong" oleh komplotan pelaku, meski petugas menggunakan dua mobil. Aksi kejar-kejaran pun tidak terelakkan hingga pelaku menyerah setelah diberondong peluru oleh polisi.

"Anggota sempat meletupkan senjata dari dalam mobil dan mengenai kaca belakang mobil pelaku. Tapi pelaku tak peduli dan terus menjauh. Beruntung, polisi bisa mengejarnya hingga terpaksa menembak mati empat pelaku," ujar Kepala Satuan Reserse Kriminal (Kasat Reskrim) Polrestabes Surabaya, AKBP Anom Wibowo.

Meski sudah diberondong enam peluru sekaligus, pelaku tetap tidak keder. Mereka keluar dari mobil sambil mengacung-acungkan pisau dan dua senjata api. Satu jenis revolver dan satu lagi pistol Pen Gun. Karena mengancam polisi, maka terpaksa keempatnya ditembak di tempat.

"Kami sudah peringatkan agar menyerah, tapi pelaku malah berontak. Bahkan dua pelaku mengeluarkan pistol dan siap menembak polisi. Akhirnya kami tembak terlebih dahulu dan tepat mengenai dada para pelaku," papar mantan Kepala Satuan Pidana Umum Direktorat Reserse Kriminal Polda Jatim tersebut.

Ia menjelaskan, selama satu bulan pihaknya sudah mengikuti komplotan yang diotaki oleh SUP itu, kemudian pada 8 Juni 2011 ada informasi bahwa pelaku akan beraksi di perumahan kawasan Gayungsari, Surabaya, maka satu tim dari Unit Jatanum bergerak dan berhasil menemukan mobil yang dikendarai pelaku berdasarkan ciri-ciri yang sudah dikantongi.

"Mobilnya Toyota Avanza warna hitam bernopol W-1745-AQ, padahal sebenarnya bernopol W-1742-AQ. Polisi tidak terkecoh karena di mobil ada sticker yang sudah ditandai. Saat didekati, ternyata benar mereka yang kami incar. Ketika kami kejar, pelaku mengetahui dan berusaha melarikan diri," jelas dia.

Polisi yang tidak ingin kehilangan buruannya, meminta mobil yang dikemudikan pelaku SUR berhenti. Tapi bukannya minggir, malah pelaku semakin kencang mengacu gas mobilnya. Tembakan bertubi-tubi pun dilakukan, dan mengenai kaca belakang.

Selanjutnya, berhasil memberhentikan mobil, pelaku tetap tidak mau keluar. Satu tembakan dari sisi kanan di kaca kemudi dan dua lagi dari depan tetap tidak membuat pelaku menyerah.

Hingga akhirnya terpaksa polisi bertindak tegas karena empat pelaku berupaya melawan. Pelaku SUP dan STF malah mengeluarkan pistol, sedangkan dua lainnya mengancam dengan pisau.
(L.KR-SAS*E011)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2011