Washington (ANTARA News/AFP) - Presiden Amerika Serikat Barack Obama pada Rabu menyatakan "sedih" kepada Presiden Afghanistan Hamid Karzai atas korban di kalangan rakyat baru-baru ini, dan membahas niatnya menarik pasukannya.

Kedua pemimpin itu berbicara satu jam dengan video aman di tengah lonjakan lain ketegangan antara Washington dengan Kabul dan saat intrik politik meningkat tentang jumlah dan ruang lingkup penarikan pasukan, yang Obama janjikan pada Juli.

"Presiden menyatakan kesedihannya atas korban di kalangan warga, yang terakhir di provinsi Helmand," kata juru bicara Gedung Putih Jay Carney.

"Kedua pemimpin mencatat bahwa Taliban bertanggung jawab atas sebagian besar kematian warga dan setuju bahwa setiap kematian warga adalah tragedi dan melemahkan tugas kami, yang berpusat pada perlindungan penduduk," katanya.

Karzai pada pekan lalu marah dan mengeluarkan peringatan terakhir kepada tentara Amerika Serikat untuk menghindari gerakan sewenang-wenang dan tidak perlu, yang membunuh warga, setelah ia menyatakan 14 orang tewas dalam serangan udara di propinsi Helmand.

Pejabat setempat menyatakan yang tewas termasuk lima gadis, tujuh bocah laki-laki dan dua perempuan.

Pasukan Bantuan Keamanan Asing menyebutkan korban tewas sembilan orang dan meminta maaf, dengan mengatakan bahwa serangan itu dilakukan setelah pejuang, yang sebelumnya membunuh marinir Amerika Serikat, bersembunyi di perumahan dan terus menembak.

Tokoh tentara Barat menyatakan bersembunyi di antara warga adalah siasat Taliban saat dikejar pasukan asing.

Masalah kematian rakyat telah lama menjadi sengketa antara pemerintah Amerika Serikat dengan Karzai, yang berjuang merebut hati dan pikiran warga Afghanistan serta mengalahkan propaganda Taliban.

Perserikatan Bangsa-Bangsa menyatakan kematian warga Afghanistan dalam perang meningkat 15 persen ke angka tertinggi 2.777 pada tahun lalu.

Lebih dari tigaperempat tewas dalam kekerasan, dengan gerilyawan dituduh sebagai pelakunya.

Carney menyatakan Obama dan Karzai pada Rabu juga sepakat atas rujuk bangsa pimpinan Afghanistan, kemajuan dalam kemitraan strategis abadi Amerika Serikat-Afghanistan dan peralihan kepemimpinan keamanan Afghanistan.

Obama belum memutuskan kecepatan dan lingkup penarikan itu, katanya, karena pandangan bersaing tentang ukuran massa depan tigas Amerika Serikat di Afghanistan, yang ditayangkan pers negara adidaya tersebut saat Obama menyiapkan langkah berikutnya.

Pentagon, dipimpin calon mantan Menteri Pertahanan Robert Gates, berpendapat bahwa pasukan pimpinan Amerika Serikat mendekati "pukulan menentukan" dalam melawan Taliban, setelah 10 tahun perang, yang dipicu serangan September 2001.

Laporan telah lama menyarankan Obama bisa menarik sekitar 5.000 tentara dari lonjakan 30.000 serdadu, yang dikirimnya ke negara terkoyak perang itu pada Desember 2009.

Sekitar 100.000 tentara Amerika Serikat berada di Afghanistan.

Tapi terjadi peningkatan kegelisahan di Capitol Hill dan masyarakat kebijakan luar negeri Amerika Serikat atas biayanya, dalam hal manusia dan keuangan, perang itu dan kemungkinan membuat Afghanistan bergerak.

Keraguan tentang perang itu mendalam dengan penerbitan laporan Panitia Hubungan Luar Negeri Senat, yang sangat meragukan keberhasilan upaya asing membangun bangsa di Afghanistan.

Laporan tersebut juga menunjukkan bahwa rencana keberangkatan semua tentara asing, termasuk Amerika Serikat, dari Afghanistan pada 2014 dapat memicu kehancuran ekonomi di negara rapuh itu.

Afghanistan menjadi penerima tertinggi bantuan Amerika Serikat lebih dari sepuluh tahun belakangan, dengan sekitar 18,8 triliun dolar mengalir dari Washington untuk kegiatan menenangkan negara dilanda perang tersebut dan merebut hati dan pikiran rakyat dari perlawanan sengit.(*)
(B002/Z002)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011