Kurikulum Pendidikan Pancasila sebaiknya disesuaikan dengan kondisi dan relevansinya sekarang serta tantangan ke depan.
Jakarta (ANTARA News) - Ketua Umum DPP Majelis Dakwah Islamiyah, Deding Ishak, di Jakarta, Minggu, mengatakan, Kementerian Pendidikan Nasional harus bekerja cerdas untuk merumuskan Pendidikan Pancasila dalam kurikulum pendidikan sebagai materi ajar.

Anggota Komisi III DPR RI (bidang Hukum, HAM dan Perundang-undangan) ini juga mengingatkan, perumusan Pendidikan Pancasila ke dalam kurikulum pendidikan, sangat urgen saat sekarang, ketika bangsa ini mulai digoyang berbagai ideologi sesat, termasuk yang mengatasnamakan agama.

"Perumusan kurikulum Pendidikan Pancasila dimaksudkan dalam rangka mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila sejak dini (pendidikan dasar) hingga perguruan tinggi, dengan metode yang menarik, tepat dan efektif sesuai kondisi para peserta didik," tegasnya.

Karena itu, ujarnya, Majelkis Dakwah Islamiyah (MDI) merespons positif sekaligus mendukung Kementerian Pendidikan Nasional (Kemdiknas) dalam proses perumusan Pendidikan Pancasila ke dalam kurikulum pendidikan tersebut.

Dia mengatakan, "MDI telah bertekad menjadi salah satu benteng Pancasila demi tetap tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)."

"Karenanya Kemdiknas harus bekerja cerdas untuk proses perumusan kurikulum itu. Kami mendukungnya," tandasnya lagi.

Selanjutnya, selaku Deputi Bidang Polkam Fraksi Partai Golkar (FPG) di DPR RI, Deding Ishak juga dengan tegas menolak pola pendidikan mirip penataran (P-4) atau indoktrinatif.

"Saya rasa kurikulum Pendidikan Pancasila sebaiknya disesuaikan dengan kondisi dan relevansinya sekarang serta tantangan ke depan," ujarnya.

Ia menunjuk pemikiran Ketum DPP PG Aburizal Bakrie, agar Pendidikan Pancasila itu benar-benar sesuai dengan konteks dan tantangan ke depan.

"Kami MDI mendukung instruksi ketua umum Golkar, agar DPR RI memperjuangkan Pancasila masuk kurikulum pendidikan, sebagaimana disampaikannya lagi pada Jambore Siaga Karya di Cibubur, Sabtu (akhir pekan lalu)," kata Deding Ishak lagi.

(ANTARA)

Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2011