Ketahanan pangan dalam arti luas adanya kesinambungan lingkungan dan peluang ekonomi bagi seluruh pemangku kepentingan di sektor pertanian, serta melibatkan petani dan tidak hanya bicara produksinya saja namun juga bibit unggul serta rantai distribus
Jakarta (ANTARA News) - Forum Ekonomi Dunia untuk wilayah Asia Timur (WEF-EA) menghasilkan kemitraan untuk meningkatkan kerjasama dan memberikan peluang bagi pemangku kepentingan dalam sektor pertanian serta membantu terwujudnya ketahanan pangan di Indonesia.

"Pada event ini telah menghasilkan kesepakatan antara delegasi Indonesia, negara peserta dan WEF yang intinya meningkatkan sebuah kemitraan untuk sektor pertanian yang berkesinambungan dan kita sebut `partnership for Indonesia sustainable agriculture,`" ujar Menko Perekonomian Hatta Rajasa dalam konferensi pers mengenai penyelenggaran WEF-EA, di Jakarta, Minggu.

Ia menjelaskan kerjasama ini dibentuk dalam rangkaian pertukaran informasi dan implementasi inisiatif untuk menerapkan prinsip kesinambungan bagi pertumbuhan sektor pertanian yang dapat membantu terwujudnya ketahanan pangan dalam arti luas.

Menurut Hatta, bentuk kemitraan ini memiliki sasaran konkrit dalam bentuk komitmen 20-20-20 yang berarti bertujuan untuk meningkatkan produksi pertanian hingga 20 persen, penurunan gas emisi hingga 20 persen dan mengurangi tingkat kemiskinan di daerah pedesaan hingga 20 persen.

"Ketahanan pangan dalam arti luas dan tidak hanya beras, ada kesinambungan lingkungan dan peluang ekonomi bagi seluruh pemangku kepentingan di sektor pertanian, serta melibatkan petani dan tidak hanya bicara produksinya saja namun juga bibit unggul serta rantai distribusi pangan," lanjutnya.

Program kemitraan ini, lanjut Hatta juga akan melibatkan Kementerian Pertanian sebagai wakil dari pemerintah serta didukung 14 perusahaan multinasional yang akan memberikan komitmen dan menjalankan investasi dalam bentuk pengembangan industri hilirisasi.

"Sektor pertanian merupakan sektor yang sangat penting bagi Indonesia dan kita menyambut baik inisiatif dari WEF dan dunia usaha untuk menjalankan skema  public private partnership di sektor pertanian dimana sektor ini adalah sektor perekonomian penting di tanah air," ujarnya.

Hatta mengatakan program ini akan dilaksanakan dalam tiga tahun pertama dan dalam implementasi pelaksanaannya akan ada laporan berkala yang disampaikan dalam forum WEF di Davos pada awal 2012 mendatang.

Wakil Menteri Pertanian Bayu Krisnamurthi menambahkan inisiatif ini akan disusun dalam program detail dalam Juli 2011 dan para peserta akan terlibat dalam pendekatan peningkatan produktivitas pangan, peningkatan akses informasi, manajemen resiko, peningkatan pendapatan petani serta harmonisasi standar.

"Bentuk kegiatan dari 14 perusahaan tersebut adalah kegiatan yang langsung ke masyarakat dikaitkan dengan rantai distribusi dan bisnis mereka masing-masing untuk meningkatkan nilai tambah yang dimiliki petani serta meningkatkan mutu dan produktivitas terkait ekspansi bisnis," ujarnya.

Menurut Bayu, salah satu perusahaan tersebut adalah Nestle Indonesia yang saat ini telah berperan dalam membantu produktivitas para petani kakao dan mengembangkan pabrik bubuk kakao di Jawa Barat untuk produksi susu Milo.

(ANTARA)

Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2011