Kami sudah mengkalkulasi secara kasar, bila terusan ini beroperasi, maka jarak pelayaran dari Indonesia bagian timur ke barat atau sebaliknya akan diperpendek sekitar 200 mil.
Palu (ANTARA News) - Gagasan para gubernur se-Sulawesi untuk membangun Terusan Khatulistiwa yang menghubungkan Teluk Tomini dan Selat Makassar di Sulawesi Tengah perlu direalisasikan dalam rangka pelaksanaan Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) di seluruh daerah.

"Pembangunan terusan khatulistiwa ini bisa menjadi proyek unggulan terkait MP3EI yang diluncurkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 27 mei 2011 sebagai perimbangan pembangunan kawasan barat dan timut Indonesia," kata Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Sulawesi Tengah Dr. Hasanuddin Atjo, MP, di Palu, Senin.

Menurut Hasanuddin, Menteri Kelautan dan Perikanan Fadel Muhammad sudah pernah menyampaikan gagasan ini kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono bahkan Bappenas dan Kementerinan KP telah memberikan dukungan untuk menyusun rencana strategis pembangunan terusan ini yang terpadu dengan pengelolaan Teluk Tomini.

Menurut dia, gagasan membangun terusan Khatulistiwa ini dicetuskan Gubernur Gorontalo Fadel Muhammad dalam pertemuan para gubernur se-Sulawesi di Palu awal 2008.

Hasanuddin menjelaskan, Terusan Khatulistiwa akan dibangun antara Desa Tambu, Kabupaten Donggala ke Desa Kasimbar Kabupaten Parigi Moutong, keduanya di Provinsi Sulteng.

Ada dua alternatif terusan yang paling memungkinkan, yakni alternatif pertama jalur sepanjang 28 kilometer dan lebar 200 meter dengan ketinggian gunung 70 meter, sehingga volume material yang akan disingkirkan mencapai dua juta meter kubik.

Alternatif kedua adalah terusan sepanjang 18,5 kilometer, lebar 200 meter dan ketinggian gunung 450 meter dengan jumlah material yang akan digali mencapai tiga juta meter kubik.

Hasanuddin mengaku belum ada hitungan riil berapa kebutuhan dana pengerukkannya, namun soal dana bukan masalah besar, karena material yang akan digali berupa tanah, batu, dan pasir memiliki nilai ekonomis tinggi untuk diekspor.

Hasanuddin mengemukakan, terusan Khatulistiwa ini akan memiliki fungsi strategis baik dalam bidang ekonomi maupun pertahanan dan keamanan nasional. Terusan ini akan meningkatkan pengamanan Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) II di Selat Makassar dan Laut Sulawesi serta ALKI II di Teluk Tomini sampai Laut Banda.

Di bidang ekonomi akan memperlancar perhubungan (memperpendek jarak pelayaran) antara Indonesia bagian barat dan timur, sehingga akan menekan biaya ekonomi tinggi.

"Kami sudah mengkalkulasi secara kasar, bila terusan ini beroperasi, maka jarak pelayaran dari Indonesia bagian timur ke barat atau sebaliknya akan diperpendek sekitar 200 mil. Bila setiap tahun ada 1.000 kapal lewat di terusan ini, maka penghematan bahan bakar yang akan diperoleh mencapai Rp1,9 triliun," katanya.

"Masih banyak lagi manfaat strategis lainnya jika terusan tersebut beroperasi. Karena itu Pemerintah Provinsi Sulteng terus mendorong agar mega proyek ini bisa terealisasi," katanya.

(L.R007*S027/B/S006/S006) (ANTARA)

Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2011