Mataram (ANTARA) - Kasus dugaan pelanggaran Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE) perihal cuplikan video ceramah Ustaz Mizan Qudsiah yang diduga mendiskreditkan makam keramat para leluhur di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat, kini masuk dalam tahap penyidikan kepolisian.

"Dari serangkaian kegiatan kepolisian yang sudah dilaksanakan, penanganannya sekarang masuk tahap penyidikan," kata Kepala Bidhumas Polda NTB Kombes Pol Artanto di Mataram, Jumat.

Namun dalam peningkatan status penanganannya, dia memastikan bahwa belum ada peran tersangka. Untuk menentukan peran tersebut, pihaknya masih akan melaksanakan serangkaian penyidikan, salah satunya dengan mengagendakan pemeriksaan para saksi, termasuk terlapor, Ustaz Mizan Qudsiah.

Baca juga: Polda NTB gandeng tim ahli kaji cuplikan video Ustaz Mizan

"Jadi dalam tahapan ini (penyidikan) belum ada tersangka. Untuk terlapor masih berstatus saksi. Yang bersangkutan akan diperiksa bersama saksi lain yang sebelumnya memberikan klarifikasi dalam proses penyelidikan," ujarnya.

Bahkan untuk mematangkan penyidikan, Artanto memastikan bahwa pihaknya secara profesional menggandeng sembilan ahli. Dia pun memastikan, langkah ini akan menjadi penguatan alat bukti dalam menentukan status dari perkara tersebut.

"Sembilan ahli yang kami gunakan ini berasal dari ahli bahasa, pidana, maupun ITE. Ahli yang kami gandeng ini nantinya akan melakukan kajian terkait cuplikan video tersebut," ucap dia.

Kajian ahli juga dipastikan Artanto berlanjut pada hasil penelusuran tim siber melalui sistem forensik digital yang menemukan akun pengunggah pertama cuplikan video berdurasi 19 detik tersebut di media sosial Facebook.

Baca juga: Polda NTB periksa penceramah diduga diskreditkan makam keramat

"Memang tim siber sudah melakukan 'profiling' itu (akun pengunggah video). Jadi soal itu, pastinya masuk dalam kajian mendalam oleh ahli," katanya.

Sebelumnya pada Minggu (2/1) dinihari, sekitar pukul 02.00 Wita, cuplikan video berdurasi 19 detik itu diduga menjadi pemicu reaksi sekumpulan massa tak dikenal melakukan perusakan fasilitas Pondok Pesantren As-Sunnah di Bagek Nyaka, Kecamatan Aikmel, Kabupaten Lombok Timur.

Peristiwa perusakan itu pun masuk dalam proses penanganan kepolisian dengan laporan berbeda yang datang dari pihak Pondok Pesantren As-Sunnah.

Dari proses dua laporan permasalahan hukum yang kini menjadi atensi kepolisian dan sejumlah kelompok masyarakat tersebut, Artanto memastikan Polda NTB telah melakukan pengamanan terhadap Ustaz Mizan. Tujuan dari pengamanannya untuk mencegah hal-hal yang dapat mengganggu situasi di tengah masyarakat.

Baca juga: Polisi temukan pengunggah video yang diduga diskreditkan makam keramat

Pewarta: Dhimas Budi Pratama
Editor: Joko Susilo
Copyright © ANTARA 2022