Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif berkolaborasi dengan Jejak.in meluncurkan aplikasi Carbon Footprint Calculator dan Offsetting guna mewujudkan pariwisata yang berkualitas dan berkelanjutan.

Program Carbon Footprint Calculator (CFPC) merupakan upaya Kemenparekraf dalam melakukan pengimbangan nilai emisi yang telah dihasilkan, dengan menyerap jejak karbon demi membantu mencegah dampak buruknya pada iklim.

"Saya sampaikan secara tegas bahwa kegiatan pariwisata dan ekonomi kreatif harus intended, bahwa isu-isu lingkungan ini menjadi isu utama kita," kata Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno, saat peluncuran Showcase Carbon Footprint Calculator dan Offsetting yang dilakukan secara virtual, Jumat, dikutip dari siaran resmi.

Sandiaga berharap program Carbon Footprint Calculator (CFPC), dapat meningkatkan nilai reputasi dan kepercayaan publik pada sektor pariwisata serta menguatkan gerakan pariwista ramah iklim.

"Kita pastikan gerakan ini menjadi gerakan nasional yang mengatasi berbagai krisis akibat perubahan iklim dan mencapai pembangunan yang berkelanjutan," jelasnya.

Baca juga: Hari Bumi, ini cara sederhana mengurangi jejak karbon

Baca juga: Google Cloud perkenalkan pelacak jejak karbon dan citra satelit

Kolaborasi ini bertujuan untuk menampilkan prototyping Carbon Footprint Calculator (CFPC) dalam rangka penguatan reputasi pariwisata menjelang Presidensi G20, kolaborasi platform aplikasi CFPC, sinergi inisiatif pelaku pariwisata di destinasi dalam rangka penerapan CFPC.

Selain itu juga untuk monitoring carbon-offset di destinasi menuju skema "carbon trading" di bidang pariwisata dan ekonomi kreatif.

Lebih lanjut, Sandiaga menjelaskan bahwa menurut data, industri pariwisata secara global menyumbang delapan persen dari emisi karbon dunia.

Oleh karena itu, ia mengajak wisatawan untuk memperhatikan jejak karbon saat berwisata demi pengembangan pariwisata yang berkualitas dan berkelanjutan.

Sementara itu, CEO Jejak.in, Arfan Arlanda berharap program ini secara signifikan mendukung perubahan iklim dan capaian target emisi di Indonesia.

"Semoga inisiatif yang luar biasa ini tidak berhenti sampai di sini, dan bisa diimplementasi ke seluruh industri pariwisata, di sektor swasta sebagai pelaku ekonomi langsung sehingga memberikan dampak yang sangat besar untuk di Indonesia," ujarnya.

Program Carbon Footprint Calculator (CFPC) dapat diakses pada laman Indonesia.travel. Pada fase awal, Kemenparekraf mengajak masyarakat untuk menyerap jejak karbon dengan menambah jumlah pohon di lingkungan sekitar.

Di fase ini, pohon yang terkumpul akan ditanam di Kawasan Ekowisata Mangrove Pantai Indah Kapuk, DKI Jakarta; Konservasi Mangrove Pesisir Bedono, Demak, Jawa; dan Konservasi Laskar Taman Nasional Mangrove Park Bontang, Kalimantan Timur.

Nantinya, pohon yang telah terkumpul dan ditanam akan dijaga melalui proses pemantauan yang dilakukan oleh Mitra Konservasi Kemenparekraf dan Jejakin, yaitu
LindungiHutan di kawasan konservasi yang disepakati bersama.

Pemantauan pada penanaman dan pertumbuhan pohon akan dilakukan secara berkala dengan menggunakan sistem pelaporan dari Jejak.in yang dapat diakses kapan saja.

Baca juga: Teleportasi ke masa lalu di museum Ramen Shin-Yokohama

Baca juga: Libur akhir tahun, penjualan tiket biro perjalanan naik 73 persen

Baca juga: Jalan-jalan ke luar negeri, ini beberapa tempat yang bisa didatangi

Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2022