Praya, Lombok Tengah (ANTARA) - Acara puncak Bau Nyale, tradisi menangkap cacing laut atau nyale, di Pulau Lombok akan dilaksanakan tanggal 20 sampai 21 Februari 2022 berdasarkan hasil sangkep warige (musyawarah) para tokoh budaya di Kabupaten Lombok Tengah, Provinsi Nusa Tenggara Barat.

"Ini sesuai hasil sangkep warige yang telah digelar bersama para tokoh budayawan," kata Wakil Bupati Lombok Tengah HM Nursiah kepada wartawan sesuai sangkep warige di Desa Wisata Ende, Desa Sengkol, Kecamatan Praya, Sabtu.

"Perayaan Bau Nyale tahun ini masih di masa pandemi, sehingga pelaksanaannya tetap mengacu pada protokol kesehatan COVID-19," kata Nursiah.

Kepala Dinas Pariwisata Lombok Tengah Lendek Jayadi menuturkan bahwa penetapan waktu pelaksanaan acara puncak Bau Nyale dilakukan mengacu pada tanda-tanda alam seperti bunyi tengkere dan kemunculan rasi bintang Rowot serta penanggalan Sasak.

Menurut Yakum, tokoh budaya yang menghadiri sangkep warige, tahun ini cacing laut atau nyale akan mulai dicari pada Minggu, 20 Februari 2022. "Dan tumpahnya pada Hari Senin tanggal 21 Februari 2022," katanya.
 
Wakil Bupati Lombok Tengah HM Nursiah saat menerima berita acara penetapan puncak pelaksanaan tradisi Bau Nyale dari budayawan di rumah adat Ende, Desa Sengkol, Sabtu (8/02/2022). (ANTARA/Akhyar)


Ketua Majelis Kerama Adat Sasak Lalu Suhardi mengatakan, waktu pelaksanaan acara puncak Bau Nyale ditetapkan oleh para tokoh budaya dari berbagai penjuru mata angin dalam sangkep warige.

Tradisi Bau Nyale dilaksanakan pada bulan Februari untuk nyale awal dan pada bulan Maret untuk nyale akhir di Pantai Seger dan kawasan pantai selatan Lombok.

Pada puncak acara Bau Nyale, warga akan turun ke laut untuk memburu cacing laut yang dipercaya sebagai jelmaan Putri Mandalika, putri dengan jiwa bersih yang rela berkorban untuk kesejahteraan masyarakat.

Baca juga:
Perhelatan MotoGP Mandalika bersamaan dengan Bau Nyale
Festival Bau Nyale 2021 disiarkan secara virtual

 

Pewarta: Akhyar Rosidi
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2022