Jakarta (ANTARA News) - PT Visi Media Asia, induk usaha televisi nasional TVOne, ANTV, dan situs portal berita VIVAnews, menetapkan penawaran harga perdana saham di kisaran Rp260 hingga Rp285 per lembar saham.

Visi Media Asia menawarkan 2,286 miliar saham kepada publik atau 14,21 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh melalui penawaran umum saham perdana dengan berpotensi mendapat dana dari publik sekira Rp652 miliar, kata Direktur Investment Banking PT Danatama Makmur, Vicky Ganda Saputra selaku penjamin emisi pelaksana di Jakarta, Rabu.

Visi Media Asia juga menawarkan waran sebanyak 571,5 juta waran seri I yang dibeberikan setiap pemegang saham sebagai tambahan insentif dengan kisaran harga pelaksanaan waran yang ditetapkan berkisar Rp280 hingga Rp300 per waran dengan ketentuan setiap empat saham memperoleh satu waran.

"Minimal penawaran umum saham perdana Visi Media Asia sebesar Rp652 miliar dan dari hasil pelaksanaan waran diperkirakan sekitar Rp160 miliar," Vicky.

Ia menambahkan, dana IPO perusahaan sebanyak 40 persen akan digunakan untuk membayar utang kepada Credit Suisse AG cabang Singapura dan Credit Suisse International.

Dalam prospektus perusahaan, utang perseroan kepada Credit Suisse sebesar 54 juta dolarc AS atau setara dengan Rp485,514 miliar dengan asumsi kurs tengah Bank Indonesia per 31 Desember 2010.

Vicky mengatakan, sebesar 40 persen dari dana IPO akan digunakan untuk belanja modal terkait pengembangan anak usaha perseroan dan sisanya sebesar 20 persen disiapkan untuk modal kerja perseroan dan anak usahanya.

Visi Media Asia merupakan usaha bersama keluarga Bakrie, keluarga Thohir, dan Rupert Murdoch (News Corp) dimana Erick Thohir dipercaya sebagai Direktur Utamanya.

Sebelumnya, Erick sukses memimpin perusahaan media seperti TV One dan Grup Mahaka Media yang membawahi Republika, Gen FM, dan Golf Digest.

Pada kesempatan yang sama, Direktur Utama Visi Media Asia, Erick Thohir, mengatakan, perseroan akan fokus kepada broadcast new media dan konvergensi media.

Saat ini, "free air" tv masih mendominasi pendapatan perseroan sekitar 65 persen.

Ia menambahkan, perseroan juga akan mengembangkan "new media broadcast" dan konvergensi ke depan.

Potensi Indonesia dengan penduduk usia muda yang besar dan pertumbuhan ekonomi relatif baik di mana tingkat konsumsi meningkat menjadi faktor menarik bagi industri media.

Selain itu, lanjut dia, penetrasi internet di Indonesia masih sekitar 17,2 persen menjadi salah satu daya tarik untuk pengembangan broadcast new media, sementara di negara lain sudah mencapai 60 hingga 80 persen.

Visi Media melakukan penawaran awal (bookbuilding) yang akan digelar 13-21 Juni 2011. Pada 28 Juni 2011, perseroan berharap telah mendapatkan pernyatan efektif dari Bapepam-LK.
(T.KR-ZMF/A027)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2011