Tunis (ANTARA News) - Negara tetangga Libya --Tunisia-- memperkuat barisannya melawan pemerintahan Tripoli dengan menyatakan diri siap mengakui pemerintahan pemberontak, di tengah laporan para penduduk dekat perbatasan negara itu menyaksikan roket-roket Libya telah menyasar perbatasan Tunisia.

Ada laporan terbaru mengenai tentara Kadhafi yang membelot dan menyeberang ke Tunisia untuk melarikan diri dari konflik.

"Tidak mungkin menerima pemerintah yang membombardir seluruh kotanya secara besar-besaran," kata juru bicara kabinet Kementerian Pendidikan Tunisia, Taieb Baccouche, kepada AFP.

"Siapapun yang melakukan ini telah kehilangan semua keabsahannya," tambah dia, menunjuk serangan pemimpin Libya Moamar Kadhafi ke  kota-kota yang dikuasai oposisi.
        
Tunis saat ini untuk berbicara dengan Dewan Peralihan Nasional (National Transitional Council/NTC) yang dipimpin oposisi Libya.

"Bila negosiasi diadakan antara pemerintah dan NTC, Tunisia cenderung mengakui NTC," kata dia.

Pada hari Senin, Perdana Menteri sementara Caid Essebi mengatakan kepada televisi Al-Jazeera, "Kami akan mengakui (NTC) begitu mereka meminta kami."

"Pada awalnya Tunisia mengambil netralitas tegas karena ikatan tetangga dan meningkatnya jumlah pengungsi yang tiba di Tunisia," kata Baccouche.
        
Tetapi, Kadhafi "melakukan semua hal untuk mengungkapkan ketidaksenang dan penolakannya terhadap revolusi Tunisia," tambah dia.  (*)

Nenny

Penerjemah:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2011