Padang (ANTARA News) - Penantian panjang warga Dusun Air Sesat di Sungai Penuh, Jambi untuk menikmati listrik usai sudah, saat petugas PLN memasang jaringan listrik prabayar di rumah-rumah warga beberapa waktu lalu.

"Kini kami sudah bisa tersenyum dan bernapas lega setelah puluhan tahun hanya bisa puas menunggu masuknya listrik ke dusun ini," kata tokoh masyarakat Air Sesat,Aryadi (52) mewakili warga dalam pertemuan dengan tim sosialisasi PLN untuk listrik prabayar yang berkunjung ke dusun tersebut, Selasa (14/6).

Dalam pertemuan yang digelar di dalam masjid, Aryadi bersama puluhan warga Air Sesat lainnya menyampaikan kegembiraan dan rasa syukur mereka karena dusun di kaki Gunung Kerinci ini akan segera terlepas dari belenggu kegelapan.

Masa panjang tanpa listrik tidak cuma membatasi aktivitas warga di malam hari. Lebih dari itu berpengaruh besar pada pencapaian prestasi pendidikan anak-anak Dusun Air Sesat.

"Hidup tanpa listrik membuat kualitas pendidikan anak-anak kami menjadi terpuruk," katanya.

Kondisi gelap gulita juga membuat warga yang hampir seluruhnya bekerja sebagai petani, enggan ke luar rumah di malam hari. Keadaan di luar rumah sehabis Magrib, mirip jam 24.00 . Akibatnya banyak warga seringkali mengurungkan niat untuk melakukan silaturahim dengan tetangga.

Warga sesungguhnya sudah sejak lama, menyampaikan permintaan agar PLN mengalirkan listrik ke dusun yang didiami 135 Kepala Keluarga (KK) itu.

"Kalau tidak salah sejak tahun 1975 kami mengajukan permohonan penyambungan listrik. Sudah berulangkali kepala ranting PLN Sungai Penuh berganti dan alhamdulilah baru sekarang listrik masuk ke dusun kami," ujar Aryadi.

Pihak PLN membenarkan bahwa warga Air Sesat sudah lama masuk daftar tunggu penyambungan listrik PLN. Namun permohonan itu belum dapat dipenuhi PLN mengingat sejumlah kendala seperti minimnya ketersediaan daya pembangkit, keterbatasan jaringan transmisi dan distribusi maupun beban trafo yang sudah melebihi kapasitas.

Meskipun Sungai Penuh dan Kabupaten Kerinci masuk wilayah provinsi Jambi dan berjarak 260 kilometer dari Kota Padang, penyediaan listriknya menjadi tanggung jawab areal pelayanan PLN Cabang Padang. Oleh karena itu, pasokan listrik bagi Sungai Penuh dan Kerinci disesuaikan dengan ketersediaan daya listrik yang ada di PLN Wilayah Sumbar.

Manajer PLN Cabang Padang, Musthofa menjelaskan ketersediaan daya listrik di wilayahnya baru bisa dikatakan mencukupi mulai pertengahan tahun lalu sejalan dengan penambahan sejumlah pembangkit disel baru dan perluasan jaringan distribusi. Mulai saat itu PLN Cabang Padang mampu menghentikan pemadaman bergilir, yang sebelumnya secara bergantian diberlakukan kepada pelanggan.

Setelah pemadaman bergilir teratasi , maka baru pihaknya fokus secara bertahap mengurangi jumlah daftar tunggu terutama melalui program Gerakan Sehari Sejuta Sambungan (Grasss) tahap pertama tahun lalu maupun Grasss tahap 2 pada 2011.

Pada Grasss tahap 2, PLN Cabang Padang telah menuntaskan daftar tunggu penyambungan listrik bagi 12.080 pelanggan, melampaui target 7.312 penyambungan. Dari jumlah itu, penyambungan daftar tunggu di PLN Ranting Sungai Penuh terbanyak mencapai 3.700 sambungan.

Saat ini, kebutuhan listrik untuk warga Sungai Penuh dan sekitarnya sudah bisa dipenuhi oleh PLTD Koto Lolo, setelah menyewa mesin pembangkit baru. Kapasitas pembangkit pun naik dari sebelumnya 11 Mega Watt (MW) menjadi 16,9 MW, sedangkan beban puncaknya 15 MW.

"Jadi memang untuk dusun Air Sesat baru bisa dipenuhi pasokan listriknya pada Grasss tahap 2 ini," kata Musthofa.

Listrik di rumah warga Air Sesat, akan serentak menyala pada 17 Juni mendatang bersamaan dengan pencanangan Grasss tahap dua yang untuk PLN wilayah Sumbar akan dipusatkan di Lapangan Merdeka, Sungai Penuh.


Keterbatasan biaya

Bagi warga Air Sesat yang sudah lama menunggu penyambungan listrik, program sehari sejuta sambungan merupakan berkah tersendiri. Namun kegembiraan itu ternyata belum bisa dirasakan oleh seluruh keluarga di sana mengingat keterbatasan biaya untuk pemasangan listrik prabayar.

Menurut Dodi (32), warga Air Sesat, yang sudah mendaftar pemasangan listrik prabayar dalam program Grasss 2 baru 29 KK, sedangkan keluarga lain termasuk dirinya belum bisa melakukan penyambungan karena ketiadaan dana yang cukup.

Biaya penyambungan listrik prabayar untuk wilayah Sungai Penuh dipatok Rp2,7 juta per warga untuk 900 VA. Rinciannya Rp675 ribu biaya sambungan listrik dari tiang ke kWh meter prabayar, Rp20 ribu untuk pengisian setrum dan sisanya sekitar Rp2 juta lagi biaya yang dikenakan kontraktor swasta bagi pemasangan instalasi di rumah warga untuk maksimal tiga titik.

Dodi mengakui biaya penyambungan listrik sebesar itu bagi warga Air Sesat yang 99 persen merupakan petani penggarap (sawah maupun penggemukan sapi), sangat berat.

"Karena itu kami minta waktu agar diberikan kesempatan untuk mengumpulkan uang dulu dan berharap PLN tetap bisa menyelenggarakan program sejuta sambungan lagi di masa datang," katanya.

Kepala PLN Ranting Sungai Penuh, Awaludin berjanji tetap akan memberikan kemudahan bagi warga Air Sesat yang belum bisa melakukan penyambungan dalam program Grasss tahap dua ini.

Namun untuk soal biaya penyambungan, PLN hanya berwenang mengenakan biaya kepada warga untuk penyambungan dari tiang listrik ke kWh meter saja. Sementara dari kWh meter ke dalam rumah menjadi kewenangan sepenuhnya pelanggan untuk memilih kontraktornya masing-masing.

"PLN tidak bisa campur tangan soal instalasi di dalam rumah pelanggan, termasuk biayanya," tegas Awaludin.

Prioritas PLN lainnya saat ini, lanjut Awaludin, adalah sosialisasi mengenai pemakaian listrik prabayar sebelum listrik menyala, sebagaimana yang dilakukan di Dusun Air Sesat. Penggunaan listrik prabayar bagi sebagian besar masyarakat di negeri ini merupakan hal baru dan perlakuannya juga berbeda dibandingkan dengan meter listrik konvensional karena konsumen harus rutin mengecek kWh meter dan melakukan isi ulang sebelum setrumnya habis.

Karena itu kegiatan sosialisasi bagi masyarakat di desa atau dusun terpencil sangat penting agar mereka menjadi paham dan terbiasa dalam melakukan pengecekan kWh meter maupun prosedur pengisian ulang setrumnya baik melalui loket penjualan yang ada di kantor PLN, kantor pos, ATM bank, melalui telepon seluler maupun kios-kios penjualan listrik prabayar lainnya.(*)

(F004/A011)

Oleh Faisal Yunianto
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011