Jakarta (ANTARA News) - Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan menggelar tahlilan, renungan malam dan haul Bung Karno ke-41 di Taman Ismail Marzuki (TIM) Cikini, Jakarta, Senin malam.

"Acara haul Bung Karno ini sebenarnya tidak direncanakan sebelumnya. Biasanya acara haul Bung Karno dilaksanakan di Blitar," kata Ketua Panitia Bulan Bung Karno 2011 Ahmad Basarah, di sela-sela Haul Bung Karno.

Haul adalah peringatan hari wafat seseorang yang diadakan setahun sekali.

Acara ini juga merupakan bagian dari rangkaian kegiatan dari "Pameran Foto Perjuangan Bung Karno" yang digelar Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).

Dalam acara tersebut, beberapa tokoh aktivis juga nampak, seperti Sayed Muhammad (Sekjen KNPI), Judil Heri Justam (Iluni dan aktivis Petisi 50), Haris Rusly Moty (aktivis Petisi 28), Bob Randilawe (mantan aktivis 1998), Masington Pasaribu (Ketua Repdem), serta Sudarto (mantan Ajudan Soekarno).

Menurut Ahmad Basarah dalam sambutannya, semangat Bung Karno dan Pancasila tidak boleh hilang.

Ia juga meminta agar Pancasila yang ditemukan Soekarno jangan hanya diartikan sebagai ideologi, atau hanya sebatas sila Pancasila saja.

"Kembalikan Pancasila, jangan hanya menjadi judul-judulan pejabat, tapi menjadi roh perundangan-undangan dan tata negara bangsa kita," ujarnya.

Menurut dia, pihaknya menjadikan bulan Juni sebagai "Bulan Bung Karno" karena pada Juni ada tiga momentum penting yang menyangkut Bung Karno ini, yakni Bung Karno dilahirkan pada 6 Juni 1901, Bung Karno menyampaikan pidatonya tentang Pancasila pada 1 Juni 1945 sehingga ditetapkan sebagai hari kelahiran Pancasila, dan 21 Juni 1970 proklamator ini wafat.

Sementara itu, Sudarto mengingat begitu banyak kenangan yang ia alami bersama proklamator bangsa.

Ia berpendapat, semangat kebangsaan dan nasionalisme bangsa semakin terkikis.

"Pancasila harus kita berdayakan kembali. Hanya dengan Pancasila NKRI bisa kita pertahankan," ujarnya. (S037/Z002/K004)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011