Jakarta (ANTARA News) - Survei yang dilakukan Symantec Corp mengenai komputasi awan menemukan bahwa masih ada kesenjangan antara harapan dan kenyataan.

Survei itu dilakukan pada 100 perusahaan di Indonesia. Hasil survei diungkapkan Symantec Corp kepada media pada Kamis (23/6) di Business Room, Grand Hyatt Hotel.

"Temuan kuncinya adalah ada kesenjangan antara harapan dan kenyataan," kata Raymond Goh, regional technical director, System Engineering, Asia South Region, Symantec

Symantec menanyakan kepada para responden mengenai tujuan awal dalam virtualisasi server, penyimpanan dan endpoint, "storage as a service private" dan hybrid/private cloud. Para responden yang telah mengimplmentasikan teknologi-teknologi itu kemudian ditanya mengenai tujuan yang mereka capai.

Perbedaan antar kedua jawaban mengungkapkan bahwa ada perbedaan ekspektasi, terkecuali virtualisasi endpoint, yang tidak memiliki kesenjangan.

Kesenjangan terbesar dalam hybrid/private cloud computing adalah dalam tujuan implementasi untuk skalabilitas, mengurangi beban modal, dan mengalokasikan biaya komputasi.

Berdasarkan data yang dipresentasikan Raymond, harapan responden skalabilitas pusat data meningkat 100 %, tetapi kenyataannya hanya 46%, ada kesenjangan sebanyak 54%.

Harapan responden implementasi private cloud computing bisa mengurangi beban modal sebanyak 92% tetapi kenyataannya hanya 46%. Responden mengharapkan private cloud computing mempermudah pengalokasian biaya komputasi sebesar 92%.

Menurut Symantec, berbagai kesenjangan ini menandai pasar-pasar yang masih dalam tingkat awal di mana ekspektasi masih jauh dari kenyataan. Mereka berharap kesenjangan itu akan semakin kecil sejalan dengan semakin matangnya pasar virtualisasi dan awan.

"Adopsi pasar 'private storage' sebagai layanan kurang matang implementasinya 34 persen karena ada kesenjangan antara kenyataan dan harapan," kata Raymond.

(ENY/S026)

Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011