Sejak set pertama dimulai pasangan Kido/Hendra selalu tertekan dan kesulitan keluar dari tekanan lawan. Pasangan China tersebut selalu memimpin dalam perolehan angka sampai akhirnya menang 21-18 ketika bola kembalian pukulan backhand Kido nyangkut di net. Pada set kedua Kido/Hendra lebih dulu meraih angka dan memimpin hingga kedudukan 6-2. Namun Cai/Fu tak tinggal diam, dengan gigih mengejar ketertinggalannya. pasangan China ini meraih tujuh angka berturutan dan ganti memimpin 9-6.
Setelah kedudukan tersebut Cai/Fu tampil sangat percaya diri untuk terus menakan Kido/Hendra. Sebaliknya Kido/Hendra semakin tenggelam dalam tekanan dan banyak melakukan kesalahan sendiri yang sebetulnya tidak perlu terjadi.
Cai/Fu semakin tak terkejar dalam perolehan angka hingga mencapai match point 20-13. Pada keadaan kritis inilah kembalian Fu nyangkut net sehingga satu angka tambahan bagi Indonesia. Kido/Hendra sempat meraih dua angka lagi sebelum akhirnya terhenti pada kedudukan 21-15 untuk Chai/Fu.
"Harus kami akui Cai/Fu kali ini tampil lebih baik dari kami. Mereka terus menekan sepanjang pertandingan sehingga kami kesulitan mengembangkan permainan," Tutur Hendra.
Sementara Kido menyatakan tidak ada masalah dengan kondisi fisik maupun komunikasi dengan Hendra. "Kami sudah menampilkan permainan terbaik kami dan hasilnya kami kalah. Mereka memang lebih baik dari kami kali ini," Kido menambahkan.
Cai/Fu sendiri meskipun menang namun tetap memberikan pujian pada Kido/Hendra. Pasangan China ini menyebut Kido/Hendra bermain bagus dan tidak mudah ditaklukkan. Pasangan China itu juga mengaku termotivasi bila bermain di Indonesia. Menurut Cai, bermain di Indonesia sangat menantang sehingga mereka selalu dapat tampil bagus.
Dengan hasil ini di babak final Cai/Fu di babak final menghadapi pemenangan pertandingan Muhammad Ahsan/Bona Septano (Indonesia) melawan Chai Biao/Guo Zhendong (China/unggulan 8). Saat berita ini diturunkan pertandingan antara kedua pasangan masih belum dilaksanakan. (ANT-133/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011
