Denpasar (ANTARA News) - Pascakerusuhan yang terjadi di Lapas Kelas II A Denpasar, Polres Badung dan Polda Bali menyebar puluhan personel di seputaran "rumah" bertembok tinggi itu sebagai upaya pengamanan.

"Kami sudah turunkan personel untuk melakukan pengamanan, tapi kami belum bisa pastikan sampai kapan petugas harus berada di lokasi, karena semuanya tergantung situasi," kata Kapolres Badung AKBP Dwi Suseno ketika dihubungi melalui telepon genggamnya dari Denpasar, Sabtu sore.

Pascakerusuhan yang menyebabkan rusaknya beberapa sudut bangunan serta terbakarnya tumpukan kertas surat-surat administrasi di Lapas Denpasar, pihak kepolisian terus meningkatkan patroli. "Langkah tersebut kami lakukan untuk mengamankan situasi dan kondisi yang kini telah berangsur kondusif," katanya.

Sementara itu, Kabid Humas Polda Bali Kombes Pol Hariadi menjelaskan, pihaknya masih melakukan penyelidikan untuk dapat mengangkap pelaku, sekaligus hal yang memicu timbulnya aksi kerusuhan yang terjadi pada Sabtu (25/6) dini hari itu.

"Polisi dan petugas lapas masih terus melakukan pengamanan untuk mengantisipasi sekaligus lidik pelaku yang mendalangi kerusuhan," ujarnya.

Sebelumnya, Sabtu dini hari sekitar pukul 02.00 Wita, belasan anggota Badan Narkotika Nasional (BNN) yang disertai sejumlah wartawan masuk ke dalam lapas untuk melakukan "sweeping" dan mencari target seorang narapidana yang diduga sebagai anggota jaringan pengedar narkoba.

Narapidana yang dicurigai selaku anggota jaringan tersebut, diketahui bernama Ariyadi yang merupakan mantan anggota Densus 88 Polda Bali. Namun saat tim BNN yang didampingi oleh pihak lapas melakukan upaya pencarian, si target tersebut justru memicu kerusuhan.

Sejumlah narapidana mengaku terganggu dengan hadirnya polisi, sempat menyatakan tidak ingin melihat Ariyadi dibawa oleh BNN keluar lapas.

Dari informasi yang diperoleh, sebelumnya tim BNN yang dipimpin oleh Deputi Pemberantasan Narkoba BNN Brigjen Pol Beny Mamoto, sempat melakukan tes urine terhadap Ariadi yang diperkirakan sebagai anggota sindikat narkoba.

Petugas tambah curiga. Masalhnya, Aryadi yang seharusnya berada di Blok H, namun malah ditemukan tinggal di Blok C2.

Saat penggerebekan dilakukan di Blok C2 itulah, secara serentak para napi mengamuk dan melempar batu ke arah Kalapas, anggota lapas, serta petugas BNN.

Akibat kerusuhan tersebut, sejumlah bangunan kantor di dalam lapas mengalami kerusakan, termasuk mushala dan kantin yang terbakar, serta beberapa blok yang dihubi napi terlihat jebol.

Selain itu, beberapa orang juga diketahui terluka, antara lain Kepala Lapas Siswanto yang luka di bagian tangan kanan dan di kepala, serta anggota lapas bernama Yuda dan salah seorang petugas Humas BNN.

Pascakerusuhan tersebut, ratusan napi untuk sementara waktu di pindahkan di aula lapas guna menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.(*)

(T.KR-PWD/P004)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011