Manado (ANTARA News) - Diharapkan pada tahun 2007 produksi jagung bisa mencukupi kebutuhan dalam negeri, sehingga pada tahun tersebut Indonesia tidak lagi melakukan impor jagung. "Saya merencanakan pada tahun 2007 tidak ada lagi impor jagung, dan mudah-mudahan itu terpenuhi, kata Ketua Dewan Jagung Nasional, Fadel Muhammad kepada wartawan, di Manado, Sabtu. Dia mengatakan, kebutuhan jagung secara nasional pada tahun 2005 sekitar 9,6 juta ton, dan diperkirakan tahun 2006 akan meningkat mencapai 11 juta ton. Tingkat produksi rakyat secara kesuluruhan bisa menutupi, bahkan dapat mencapai 12 juta ton asalkan benih dilepaskan lebih banyak kepada masyarakat. Pekan depan akan rapat dengan Menteri Pertanian untuk membahas pengaturan kembali pembuatan benih-benih. Rencananya, pembuatan benih jagung terbesar di Indonesa akan dibangun di Gorontalo, bila ini terjadi maka kebutuhan benih jagung dibagian utara Indonesia dapat terpenuhi. Daerah-daerah juga diharapkan dibuat planding plane, yaitu sebuah alat pengumpul jagung dan penampung pupuk-pupuk. Bila itu semua bisa diadakan maka produksi jagung rakyat akan naik, sehingga kebutuhan dapat terjangkau, katanya. Menjawab pertanyaan, Fadel mengatakan ada tiga kendala utama dihadapi petani Indonesia dalam mengembangkan tanaman jagung. Kendala pertama adalah masalah benih, maka harus diganti dengan benih berkualitas bagus seperti hibrida agar produksinya bisa mencapai 9-10 ton per hektar. Kedua, penyediaan pupuk, dimana pemerintah daerah memberikan perhatian langsung kepada petani, seperti pengadaannya jangan dilepaskan ke pasar, maka perlu dana APBD untuk bantu petani. Ketiga, penyiapan lahan. Penyiapan lahan ini sangat berat karena membutuhkan alat-alat mekanisasi, sebab sudah tidak mungkin lagi sekarang ini menggunakan alat-alat sederhana. Bila kendala-kendala tersebut bisa diatasi, maka produksi akan naik, dan kebutuhan dapat terpenuhi kata, Fadel, yang juga Gubernur Provinsi Gorontalo.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006