Jakarta (ANTARA) - Museum-museum dan aula konser di Belanda dibuka sebentar, Rabu waktu setempat, sebagai bentuk protes atas penutupan yang masih berlangsung di tengah pembatasan wilayah COVID-19, menawarkan sesi yoga di depan lukisan para seniman Belanda dan potong rambut di tengah pertunjukan orkestra.

Belanda sempat melonggarkan pembatasan akhir pekan lalu, mengizinkan pusat kebugaran, tempat potong rambut dan toko-toko untuk dibuka kembali. Tapi tempat-tempat budaya tetap harus ditutup untuk publik hingga setidaknya 25 Januari.

"Saya tak mengerti kenapa aturannya sangat ketat, menghalangi acara budaya terselenggara," kata Alexandra Gerny, yang tergoda undangan potong rambut di panggung di tengah Orkestra Concertgebouew berlangsung.

Baca juga: Ridwan Kamil menyusuri sejarah tsunami tahun 2004 di Aceh

"Jika kau melihat Eropa yang lain, saya bertanya-tanya: mengapa sangat berhati-hati? Saya tidak paham. Kerusakan karena tetap tutup justru lebih besar. Ini membuat saya sangat marah."

Dikutip dari Reuters, dia adalah salah satu dari 50 pengunjung yang disambut di acara potong rambut "Kapsalon Concertgebouw", digelar dengan melanggar aturan penyelenggaraan konser di hadapan penonton.

Para tamu mengenakan masker dan tetap menjaga jarak, sementara pengunjung di pintu masuk harus menunjukkan bukti vaksinasi COVID-19, bukti negatif atau bukti sudah sembuh dari sakit.

Museum terkenal di seluruh Belanda, dari Van Gogh di Amsterdam hingga Frans Hals di Haarlem, terbuka untuk pengunjung dengan risiko didenda. Mereka juga menawarkan pengunjung melakukan Tai Chi dan perawatan kuku.

Walikota Amsterdam Femke Halsema mengatakan dia akan "menegakkan" pembatasan wilayah saat ini tetapi tidak ada tanda-tanda pihak berwenang melakukannya.

Dalam sebuah unggahan Twitter, Menteri Kebudayaan Muda Gunay Uslu menyuarakan pemahaman atas protes tersebut tetapi mendorong agar berhati-hati.

"Sektor budaya menarik perhatian atas situasi mereka dengan cara yang kreatif. Saya memahami seruan minta tolong dan bahwa para seniman ingin menunjukkan semua hal indah yang mereka tawarkan kepada kita. Tetapi pembukaan untuk masyarakat harus berjalan selangkah demi selangkah. Budaya adalah agenda utama."

Perdana Menteri Mark Rutte pekan lalu mengumumkan pembukaan kembali toko-toko dan dimulainya kembali olahraga kelompok meskipun ada rekor jumlah kasus baru COVID-19.

Infeksi baru harian telah mencapai rekor di atas 30.000. Di Belanda tercatat lebih dari 3,5 juta infeksi dan 21.000 kematian sejak awal pandemi.

"Ini protes dari sektor budaya di Belanda," kata Dominik Winterling, direktur manajemen Concertgebouw. "Kami ingin pastikan politisi The Hague paham kami ingin beroperasi lagi."

Setelah hampir dua tahun penuh ketidakjelasan, penampil dan musisi butuh sudut pandang, katanya.

"Kami tidak memahami apa yang terjadi. Kami tidak bisa buka dari satu hari ke hari berikutnya, jadi kami perlu waktu untuk mempersiapkannya. Apa yang benar-benar kami inginkan adalah bermain untuk penonton karena untuk itulah kami ada di sana. Kami ingin menginspirasi orang."

Winterling mengatakan dia tidak bisa menjamin semua orang bisa ikut potong rambut, tapi mereka akan merasakan pengalaman yang tak terlupakan.

Baca juga: Teleportasi ke masa lalu di museum Ramen Shin-Yokohama

Baca juga: Perdana Menteri Yunani serukan penyatuan kembali pahatan Parthenon

Baca juga: Museum nasional Afghanistan dibuka kembali bagi pengunjung

Penerjemah: Nanien Yuniar
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2022