Islamabad (ANTARA News) - Pasukan Pakistan yang didukung jet tempur dan helikopter meriam melancarkan serangan yang menewaskan 40 militan dalam tiga hari terakhir di kawasan suku bergolak yang berbatasan dengan Afghanistan, kata seorang komandan militer, Kamis.

Brigjen Aftab Ahmad mengatakan kepada AFP melalui telefon, pasukannya telah menghancurkan 17 tempat persembunyian militan di daerah Baizai di bawah komandonya di kawasan suku Mohmand.

"Militan terus menyerang pos-pos kami di perbatasan dengan Afghanistan di Shonkari dan Mithai dan juga menyerang kendaraan-kendaraan pengangkut barang yang pergi ke Afghanistan," katanya.

Ghalanai adalah kota utama di Mohmand, dimana pasukan Pakistan akhir-akhir ini meningkatkan serangan terhadap pangkalan militan, ketika mereka menghadapi tekanan-tekanan AS agar melancarkan ofensif terpisah terhadap jaringan Haqqani yang terkait dengan Al-Qaida di Waziristan Utara.

"Operasi diluncurkan tiga hari lalu dengan bantuan pesawat militer, helikopter dan jet tempur. Kami membunuh sedikitnya 40 militan," kata Ahmad.

Maqsood Hussain, seorang pejabat pemerintah di Baizai, mengkonfirmasi serangan itu dan jumlah korban, namun belum jelas bagaimana para pejabat Pakistan menghitung hingga 40 mayat.

Mohmand adalah satu dari tujuh distrik di kawasan suku semi-otonomi, dimana militan yang terkait dengan Taliban dan Al-Qaida memiliki pangkalan-pangkalan untuk digunakan melancarkan serangan terhadap sasaran Pakistan, Afghanistan dan Barat.

Sekitar 4.500 orang tewas dalam serangan-serangan yang dituduhkan pada Taliban dan jaringan garis keras lain yang berpangkalan di kawasan suku Pakistan sejak pasukan pemerintah menyerbu gerilyawan di sebuah masjid di Islamabad pada 2007.

Pakistan mendapat tekanan internasional yang meningkat agar menumpas kelompok militan di wilayah baratlaut dan zona suku di tengah meningkatnya serangan-serangan lintas-batas gerilyawan terhadap pasukan internasional di Afghanistan.

Kawasan suku Pakistan, terutama Bajaur, dilanda kekerasan sejak ratusan Taliban dan gerilyawan Al-Qaida melarikan diri ke wilayah itu setelah invasi pimpinan AS pada akhir 2001 menggulingkan pemerintah Taliban di Afghanistan.

Pasukan Pakistan meluncurkan ofensif udara dan darat ke kawasan suku Waziristan Selatan pada 17 Oktober 2009, dengan mengerahkan 30.000 prajurit yang dibantu jet tempur dan helikopter meriam.

Meski terjadi perlawanan di Waziristan Selatan, banyak pejabat dan analis yakin bahwa sebagian besar gerilyawan Taliban telah melarikan diri ke daerah-daerah berdekatan Orakzai dan Waziristan Utara.

Waziristan Utara adalah benteng Taliban, militan yang terkait dengan Al-Qaida dan jaringan Haqqani, yang terkenal karena menyerang pasukan Amerika dan NATO di Afghanistan, dan AS menjadikan daerah itu sebagai sasaran serangan rudal pesawat tak berawak.

Pasukan Amerika menyatakan, daerah perbatasan itu digunakan kelompok militan sebagai tempat untuk melakukan pelatihan, penyusunan kembali kekuatan dan peluncuran serangan terhadap pasukan koalisi di Afghanistan.

Para pejabat AS mengobarkan perang dengan pesawat tak berawak terhadap para komandan Taliban dan Al-Qaida di kawasan suku baratlaut, dimana militan bersembunyi di daerah pegunungan yang berada di luar kendali langsung pemerintah Pakistan.

AS menyebut kawasan suku Pakistan sebagai markas global Al-Qaida dan salah satu tempat paling berbahaya di Bumi.

Pejabat-pejabat AS mengatakan, pesawat tak berawak merupakan senjata sangat efektif untuk menyerang kelompok militan. Namun, korban sipil yang berjatuhan dalam serangan-serangan itu telah membuat marah penduduk Pakistan.

Pasukan komando AS membunuh pemimpin Al-Qaida Osama bin Laden dalam serangan rahasia di kota Abbottabad, Pakistan, pada 2 Mei.

Penyerbuan AS terhadap tempat Osama itu telah membuat malu dan marah militer Pakistan dan menambah ketegangan antara kedua negara tersebut.

Sentimen anti-AS tinggi di Pakistan, dan perang terhadap militansi yang dilakukan AS tidak populer di Pakistan karena persepsi bahwa banyak warga sipil tewas akibat serangan pesawat tak berawak yang ditujukan pada militan di sepanjang perbatasan dengan Afghanistan dan penduduk merasa bahwa itu merupakan pelanggaran atas kedaulatan Pakistan. (M014/K004)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011