Jakarta (ANTARA) - Google dikabarkan akan meningkatkan pengawasan dan kebijakan untuk iklan bagi anak- anak usai ditemukannya beberapa iklan kurang tepat seperti iklan minuman keras hingga investasi risiko tinggi yang seharusnya diblokir.

Langkah itu akan diterapkan Google di Inggris mengikuti aturan baru dari otoritas setempat sejak September 2021 yang mengharuskan perusahaan teknologi harus melindungi anak- anak agar tidak menjadi sasaran pelacakan secara daring termasuk menjadi target pelacakan algoritma iklan.

Baca juga: Biaya lobi Google naik saat Kongres AS akan kendalikan Big Tech

Dikutip dari Reuters, Jumat, Google mulai memodifikasi pengaturan di layanannya yang ada di Eropa untuk para pengguna di bawah 18 tahun.

Secara khusus, raksasa teknologi itu mulai menggunakan alat otomatis untuk menghentikan iklan dengan kategori seperti konten mengandung alkohol hingga perjudian sehingga hasil itu tidak ditampilkan pada orang-orang yang tidak masuk ke akun Google atau dikonfirmasi setidaknya berusia 18 tahun.

Tentunya hal itu tidaklah mudah, bahkan menjadi tantangan yang cukup sulit bagi Google untuk bisa melakukan pengawasan mengingat layanan mereka sangatlah luas.

Dalam forum- forum daring beberapa penjual barang online yang berasal dari kelas kecil mengaku kesulitan dengan kondisi itu karena ada sebagian dari mereka yang berasal dari industri besar masih bisa memanfaatkan iklan di Google sementara yang lainnya mengalami pemblokiran.

Beberapa temuan yang luput dari pengawasan Google terkait aturan di Inggris itu di antaranya seperti iklan vodka, iklan obat kolesterol, bahkan iklan alat bantu seks.

"Iklan yang dipermasalahkan diberi label yang salah dan dalam hal ini seharusnya dibatasi penayangannya. Kami segera mengambil langkah untuk mengatasi masalah ini,” ujar juru bicara Google.

Meski demikian ia menolak membeberkan lebih rinci langkah baru untuk mengatasi masalah tersebut.

Adapun aturan perlindungan anak di ruang digital yang dilakukan disiapkan Pemerintah Inggris termasuk membatasi perusahaan teknologi mengumpulkan data dan lokasi pengguna.

Kantor Komisaris Informasi Inggris mengatakan pada November bahwa pihaknya telah menghubungi Google, Apple Inc dan perusahaan lain di media sosial, streaming, dan gim untuk meninjau kesesuaian mereka dengan aturan tersebut.



Baca juga: YouTube rilis langganan tahunan untuk layanan premium dan musik

Baca juga: Sempat tertunda, Google rilis pembaruan Pixel 6 dan 6 Pro

Baca juga: Google imbau karyawan tes COVID-19 mingguan

Penerjemah: Livia Kristianti
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2022