Jakarta (ANTARA) - Perdana Menteri Prancis Jean Castex pada Kamis (20/1) malam waktu setempat mengumumkan bahwa pemerintah akan mulai melonggarkan sejumlah aturan pembatasan tertentu terkait COVID-19 pada Februari 2022.

Dalam sebuah konferensi pers, Castex menekankan bahwa varian Omicron "sama sekali bukan sekadar flu."

Dia sekali lagi mengingatkan kepada warga Prancis mengenai pentingnya menjalani vaksinasi. Dia mengatakan bahwa orang yang sudah divaksin lengkap cenderung 4,5 kali lebih kecil kemungkinannya terinfeksi virus corona daripada orang yang belum divaksin.

Selain itu, kata dia, orang yang telah divaksin memiliki peluang 25 kali lebih kecil untuk mengalami gejala yang parah bila terjangkit COVID-19.

Castex mengumumkan bahwa kartu bukti vaksin (vaccine pass), yang saat ini menggantikan kartu kesehatan (health pass), akan berlaku pada 24 Januari, tergantung pada keputusan Dewan Konstitusi Prancis pada Jumat (21/1).

Kartu vaksin memungkinkan orang-orang di Prancis untuk mendapatkan akses ke tempat-tempat umum tanpa perlu menunjukkan hasil tes negatif COVID-19.

Adapun untuk akses ke panti jompo dan rumah sakit, kartu vaksin tidak diwajibkan. Namun, anak-anak berusia antara 12 hingga 15 tahun dapat menunjukkan kartu kesehatan dan bukan kartu vaksin, ujar Castex.
 
Seorang pria menikmati secangkir kopi di sebuah kedai kopi di Paris, Prancis pada 5 Januari 2022. (Xinhua/Gao Jing)


Castex mengumumkan bahwa mulai Februari tahun ini kebijakan pembatasan tertentu akan dilonggarkan.

Mulai 2 Februari 2022, aturan tentang batasan jumlah orang yang diizinkan untuk menghadiri acara dalam ruangan dan luar ruangan akan dicabut. Pemakaian masker pun tidak lagi diwajibkan di luar ruangan.

Selain itu, kegiatan bekerja dari jarak jauh juga tidak lagi diwajibkan, tetapi tetap disarankan, tambahnya.

Mulai 16 Februari 2022, makan dan minum di stadion, bioskop, serta transportasi umum akan kembali diizinkan, begitu pula saat berada di bar, konser, dan pembukaan kelab malam.

Dewan Ilmiah Prancis pada Kamis (20/1) mengumumkan dalam sebuah pernyataan bahwa "gelombang kelima wabah virus corona dengan varian Omicron belum berakhir dan dampaknya pada sistem layanan kesehatan masih akan tinggi namun sebagian dapat dikendalikan hingga pertengahan Maret."

Pada Kamis malam, Badan Kesehatan Masyarakat Prancis melaporkan 425.183 kasus baru COVID-19 yang terdeteksi dalam 24 jam terakhir.

Lebih dari 52 juta orang di Prancis telah mendapatkan vaksin lengkap, yakni sekitar 77,7 persen dari populasi Prancis.
 

Penerjemah: Xinhua
Editor: Yuni Arisandy Sinaga
Copyright © ANTARA 2022